Siapa yang Layak Dipilih Jadi Pemimpin? 

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) Dr Hidayatulloh MSi saat menjadi narasumber Kajian Ahad pagi yang diselenggarakan PDM Kota Probolinggo, Ahad (2/12/2023). Siapa yang Layak Dipilih Jadi Pemimpin?  (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Siapa yang layak dipilih jadi pemimpin? Pertanyaan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) Dr Hidayatulloh MSi saat menjadi narasumber Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo, di Kompleks Kantor PDM Kota Probolinggo, Jawa Timur, Ahad (02/12/2023). 

Di awal ceramahnya dia menjelaskan bahwa kepemimpinan itu bukan diwariskan melainkan dimusyawarahkan. Lantas siapa yang bisa diangkat atau dipilih menjadi pemimpin? Berawal dari sejarah Islam sampai pada praktik kehidupan berbangsa sekarang ini, kata Hidayatulloh, mengangkat pemimpin pada konteks negara Indonesia adalah melalui pemilihan. Karena itu dia menekankan cara memilih yang tepat menurut perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. 

Dalam kepemimpinan, Muhammad SAW diakui oleh peneliti non-Muslim Michael Hart sebagai orang nomor satu. “Michael Hart ini seorang peneliti ya, dia menggunakan pendekatan ilmuwan, pendekatan penelitian,” katanya. 

Di mana kehebatan Muhammad bukan hanya saat menjadi nabi dan rasul tetapi pada usia anak-anak sudah menunjukkan kehebatannya. “Muhammad itu sejak remaja sebelum menjadi nabi sudah mendapatkan gelar al-Amin, dapat dipercaya, sampai beliau dewasa menikah sampai beliau wafat umur 63 tahun Muhammad selalu menunjukkan pribadi yang sempurna,” tuturnya. 

Hidayatulloh menambahkan, “Kita semua hafal ada empat dasar empat sifat dasar yang dimiliki oleh Muhammad dan sifat ini selalu dibahas oleh siapa saja ketika membicarakan tentang keberhasilan kepemimpinan Rasulullah SAW,” lanjutnya. 

Sifat pertama, shiddiq. Muhammad selalu benar, selalu jujur. Kedua, fathanah, cerdas. “Muhammad dianggap sebagai futurology, peramal masa depan. Dia bisa meramalkan apa yang akan terjadi bahkan ratusan ratusan tahun setelah dia meninggal,” ungkapnya. 

Ketiga, tabligh atau menyampaikan. Bahasa kerennya sekarang adalah komunikasi. Kemampuan Muhammad untuk berkomunikasi dengan semua lapisan masyarakat itu luar biasa. 

“Nabi Muhammad kalau bicara dengan anak-anak, anak-anak bisa menerima dengan senang dengan bangga dengan bahagia sampai bicara dengan mbah-mbah itu juga masih bisa nyambung,” jelas Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsdia) itu.

“Pikiran-pikiran beliau bisa disampaikan dengan sederhana dan orang lain itu akhirnya menerima dengan sangat mudah,” sambungnya. 

Keempat, amanah, dapat dipercaya. “Bapak Ibu bisa memilih mana yang kira-kira memenuhi 4 ini yang sesuai dengan pribadi nabi,” tuturnya. 

Hidayatullah lalu mengutip as-sajdah 24, “Ayat ini memberikan petunjuk kepada kita kalau Anda memilih seorang pemimpin maka pastikan pemimpin itu mampu memberikan petunjuk, mampu mengarahkan kita semua ini kepada kesuksesan,” terangnya. 

“Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka itu bersabar. Ada dua persyaratannya. Satu, dia harus bisa memberikan petunjuk. Yang kedua, bersabar, tidak gampang emosi, tidak gampang gebrak meja,” ujarnya disusul gemuruh tepuk tangan dan tawa jamaah. (*) 

Penulis Dian Rahma Santoso Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version