Dipaksa Hanya Lima Menit, Judul Berita Itu Bikin Tawa Peserta

Dipaksa hanya lima menit
Peserta pelatihan jurnalistik SDM3 Ikrom praktik menulis berita. (Afidah/PWMU.CO)

PWMU.CODipaksa Hanya Lima Menit Saja, judul berita yang membuat tawa seluruh peserta Pelatihan Jurnalistik di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Taman Sidoarjo, Kamis (21/12/23).

Pelatihan diikuti oleh 46 peserta guru SD Muhammadiyah 3 Ikrom. Narasumber Sugeng Purwanto, editor PWMU.CO.

Judul berita itu dibuat oleh Afidah Amalia dalam sesi praktik membuat lead. Dalam pelatihan ini peserta diminta oleh narasumber Sugeng Purwanto membuat lead berita kegiatan pelatihan dalam waktu lima menit.

Setelah semua tugas terkumpul, tulisan dibaca satu per satu oleh Sugeng Purwanto sambil dievaluasi ketepatan lead, susunan kalimat, bahasa, dan ejaannya.

Pas giliran tulisan Afidah Amalia ditayangkan langsung pecah gelak tawa seisi ruang auditorium tempat acara. ”Judul Dipaksa Hanya Lima Menit Saja menarik karena memancing orang untuk membaca berita. Ada unsur ngeresnya,” komentar Sugeng Purwanto.

Ngeres itu, sambung dia, seperti ada unsur pornonya. Setelah dibaca isi beritanya ternyata tidak ada kandungan porno.

Kalimat dipaksa hanya lima menit saja maksudnya ternyata peserta dipaksa dalam waktu lima menit harus bisa menulis lead berita.

”Judul itu mengecoh pembaca. Jadi cegek setelah baca isi berita, pembaca kecewa,” tutur Wakil Ketua MPID PWM Jatim yang disambut tawa lagi.

Menurut Sugeng, judul sensasional semacam ini sering dipakai media online hanya untuk mencari viral. Pembaca terpancing meng-klik sehingga berita itu tinggi viewer-nya.

Beberapa judul berita lain yang dibuat peserta juga bikin tawa. Misal tulisan Muhajir berjudul Pelatihan Jurnalis di Bawah Sinar Matahari  dalam praktik menulis angle berita.

Judul ini juga mengecoh karena pelatihan jurnalistik berada di ruang ber-AC kok ditulis di bawah sinar matahari.

”Loh tugasnya kan menulis berita dari angle tempat duduk. Di samping saya ada jendela. Sinar matahari menerobos jatuh mengenai saya, jadi benar kan,” kata dia menjelaskan isi beritanya yang juga membuat tawa peserta.

Praktik lainnya diberikan pada sesi menulis deskripsi profil teman di sebelahnya. Peserta sangat antusias menulisnya sehingga dalam waktu lima menit semuanya sudah setor tulisan.

”Ternyata menulis profil seseorang itu mudah ya. Buktinya sangat cepat terkumpul,” komentar Sugeng Purwanto yang pernah menjadi wartawan Harian Sore Surabaya Post.

Salah satu tulisan yang bikin geerrr kiriman Elvira Bunga yang menulis teman di sebelahnya.

Bos Yuni, itulah panggilannya. Dia seorang ustadzah yang periang dengan logat bahasa Madura, yang menurut saya lucu. Dia dijuluki sebagai koki di SD IKROM. Pribadi yang simpel dan selalu memotivasi.

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version