PWMU.CO – Siswa Spemdalas mengikuti kegiatan imunisasi difteri yang berkerja sama dengan Puskesmas Sukomulyo Gresik, Rabu (20/12/2023).
Ada 400 siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur mengikuti melaksanakan imunisasi difteri. Ada 13 petugas kesehatan yang diterjunkan Puskesmas Sukomulyo ke Spemdalas.
Kepala Spemdalas Fony Libriastuti MSi berharap dengan pelaksanaan difteri dapat mencegah terjangkitnya penyakit difteri di kalangan siswa Spemdalas.
“Dengan mengikuti imunisasi ini, harapannya dapat mencegah penyakit difteri,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Pelaksana imunisasi Yugo Triawanto Msi. Dia menyampaikan bahwa imunisasi difteri merupakan program pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Spemdalas ikut mendukung program tersebut. Karena itu semua siswa mulai kelas VII hingga kelas IX ikut dalam program ini,” jelas Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana Spemdalas ini.
Dia menuturkan, bahwa pihaknya telah menyiapkan teknis imunisasi difteri. “Ruang imunisasi terbagi menjadi laki-laki dan perempuan. Di tiap ruang juga telah siap beberapa petugas. Mereka adalah bagian presensi, pengatur alur, pemanggil, pendamping suntik, dan penyentempel kartu dan tinta,” ujarnya.
“Petugas pemanggil bertugas memanggil kelas yang mendapat giliran diimunisasi. Pengatur alur memastikan ketertiban selama proses imunisasi. Pendamping siswa memastikan siswa diimunisasi dengan baik sekaligus menyentempel tangan peserta imunisasi. Sedangkan bagian presensi memastikan seluruh peserta imunisasi telah dicatat,” katanya.
Dengan skema seperti ini, lanjutnya, diharapkan proses imunisasi dapat berjalan tertib dan efektif.
Merasa deg-degan
Siswa VII Care, Oktarian Dwi Kirana, ketika diwawancarai pascaimunisasi menyampaikan sempat merasa deg-degan saat petugas pemanggil kelasnya saat mendapat giliran imunisasi.
“Deg-degan karena saya membayangkan sakitnya pas jarum dimasukkan. Saya agak tenang karena kelas kami banyak yang ikut imunisasi. Apalagi wali kelas kami juga turut mendampingi,” ucapnya.
Rian, panggilan akrab Oktarian menambahkan, pas masuk ruangan, 2 petugas penyuntik sudah siap. Pendamping segera meminta saya duduk di samping penyuntik. Setelah diolesi alkohol paa lengan, saya diminta menarik napas. Saat saat lepas napas, petugas bilang sudah selesai.
“Ternyata imunisasinya tidak sesakit yang saya bayangkan,” jelasnya sambil senyum simpul.
Setelah mendapatkan imunisasi, tiap siswa diberikan tablet paracetamol. Tablet tersebut disarankan untuk diminum untuk mengurangi efek pascaimunisasi. (*)
Penulis Fitri Wulandari. Editor Ichwan Arif.