8 Mahasiswa UMG Student Exchange ke Unisza Malaysia

8 Mahasiswa UMG Student Exchange ke Unisza Malaysia (Istimewa/PWMU.CO)
8 Mahasiswa UMG Student Exchange ke Unisza Malaysia (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – 8 mahasiswa Fakultas Agama IsIam (FAI) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) melaksanakan program pertukaran pelajar (student exchange) ke Universitas Sultan Zainal Abidin (Unisza) Malaysia.

Kegiatan ini berlangsung selama sepekan yakni pada Ahad, (19/11/2023) hingga Ahad, (26/11/2023). 8 mahasiswa tersebut merupakan 6 mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) dan 2 mahasiswa dari Prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD).

Enam mahasiswa PAI antara lain; Milta Aza Asfira, Hikmah Asiyanadhifa, Natasya Shofiyatun Nisa, Moch Taufik Yunus, Noris Subahul Munir, dan Abdussalam Khadafi. Sementara dari Prodi PIAUD adalah Tanaya Zahrani Nuzulliya dan Dwi Rizky Amalia.

Kepala Program Studi (Kaprodi) PAI UMG, Noor Amirudin SPdI MPdI mengatakan, Fakultas Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Gresik adalah salah satu fakultas yang memiliki nilai yang sangat baik.

“Di balik nilai yang baik itu, FAI UMG juga dapat melahirkan mahasiswa-mahasiswi yang berkualitas. Maka tidak salah jika FAI UMG ini mendapatkan nilai akreditasi A,” katanya.

Dia menambahkan, mahasiswa FAI UMG juga sudah tidak diragukan lagi tekad dan keinginan mereka untuk menempuh pendidikan di negara asing termasuk ketika melaksanakan student exchange.

Salah satu mahasiswa yang mengikuti program pertukaran pelajar, Tanaya Zahrani Nuzulliya, mengaku tidak ada rasa khawatir saat dia mengikuti program tersebut.

“Alhamdulillah tidak ada kekhawatiran yang perlu saya takuti, karena orang tua saya selalu mendukung yang terbaik buat anaknya. Saya juga termasuk orang yang suka jalan-jalan atau melakukan hal-hal baru,” ujarnya.

Mahasiswa FAI UMG saat berfoto bersama di Perpustakaan Al Wathiqu Billah Unisza Malaysia (Istimewa/PWMU.CO)

Belajar Adat, Budaya dan Bahasa

Tanaya -sapaan akrabnya- juga bercerita, ada beberapa perbedaan yang dia rasakan ketika di Malaysia. Di sana kita harus bisa memahami beberapa perbedaan adat, budaya, dan bahasa.

“Misalnya rasa makanan mereka yang sedikit berbeda dengan cita rasa di Indonesia. Kemudian kampus kalau di Unisza itu dinamakan kerajaan, sementara kalau di Indonesia namanya kampus. Mayoritas penduduk Malaysia juga lebih suka dipanggil kakak,” imbuhnya.

Menurutnya, dengan adanya program student exchange ini, selain dapat memperlancar kemampuan belajar bahasa, tentunya juga dapat memberikan brand new experience yang sebelumnya belum pernah didapatkan para mahasiswa.

“Kesan yang saya dapatkan dari kegiatan Internasional Student Mobility Program in Malaysia ini tentunya seru banget. Baik itu dari pembelajaran di kampus ataupun lainnya. Di sini juga nyaman dan fasilitasnya sangat lengkap. Selain itu, saya juga mendapatkan banyak pengalaman baru, mendapat ilmu, dan mendapatkan teman dari universitas lain,” terangnya.

Di sana, dia mengaku disambut sangat baik dan ramah. “Pada intinya Alhamdulillah. Masih tidak menyangka bisa di titik sekarang bertemu orang-orang hebat,” paparnya.

Dia berharap, semoga ke depan mahasiswa-mahasiwa UMG bisa lebih sukses. Menurutnya, pertemuan ini sangat berharga dan berarti untuk semuanya. “Semoga tahun depan tetap terjalin kebersamaan kita di dalam kegiatan pertukaran mahasiswa selanjutnya,” ujar Tanaya. (*)

Penulis Dewi Ramadhani Putri Tsakila Editor Nely Izzatul

Exit mobile version