Bazar Unik, Penjual dan Pembeli Harus Berbahasa Inggris

Salah satu stand bazar yang dikunjungi pembeli (Foto Humas UMM)

PWMU.CO – Bazar unik diikuti oleh mahasiswa Foreign Language Speaking Program (FLSP) dari empat Program Studi (Prodi) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Yaitu Teknik Sipil, Teknik Industri, Ilmu Pemerintahan, dan Hukum. Acara diselenggarakan pada 27 Desember 2023 di Gedung Kuliah Bersama (GKB) 4 UMM.

Dosen FLSP Speaking Kholilurahman mengatakan, bazar ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menerapkan dan membiasakan bahasa Inggris. Terhitung, ada 30 stan dengan berbagai produk unik yang dijual mulai dari makanan, minuman, kaos, dan kerajinan tangan.

“Bazar ini menjadi bentuk implementasi pembelajaran FLSP. Mahasiswa bebas berkreasi sesuai keinginannya. Mulai dari inovasi produk, gaya penjualan, pengiklanan, dan lain-lain,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima PWMU.CO, Selasa (2/12/22024).

Program yang digagas oleh Kholil dan ketiga rekannya berawal dari keinginannya menerapkan metode pembelajaran yang unik. Mahasiswa dituntut untuk lebih mengasah skill berbicara bahasa Inggrisnya di khalayak ramai. Apalagi, pihak Direktur Language Center (LC) dan Kampus UMM juga mendukung penuh metode pembelajaran itu.

Adapun LC merupakan lembaga pembelajaran bahasa Inggris untuk mahasiswa yang dinaungi oleh UMM. Lembaga ini melatih mahasiswa untuk dapat menerapkan bahasa Inggris sesuai dengan jurusannya masing-masing. Salah satu programnya yaitu FLSP.

Rainbow Potato jadi favorit (Foto Humas UMM)

Uniknya, di sini penjual maupun pembeli harus menggunakan bahasa Inggris saat melakukan transaksi. Seperti yang dilakukan oleh Resti Amelia Putri dari Fakultas Hukum. Ia dan rekannya menjual produk Ranbow Potato atau kentang goreng yang dibaluri oleh krim manis. 

“Jujur, saya dan tim sangat senang dengan adanya bazar ini. Awalnya memang kikuk karena jarang menggunakan bahasa Inggris. Tapi semakin lama semakin terbiasa dan malah bersemangat,” katanya. 

Selain mengembangkan skill bahasa Inggris, ia merasa bahwa kemampuan kewirausahaan juga tumbuh  berkat bazar ini. Ia dan tim bahkan benar-benar membuat produk yang enak dan menarik. Akhirnya muncul ide kentang goreng dengan krim manis.

“Biasanya kan dikasih bumbu penyedap rasa yang menurut kami sudah biasa. Kami juga menyediakan tester yang menarik pembeli untuk datang. Kami juga tidak melayani mereka yang tidak menggunakan bahasa Inggris,” jelasnya. 

Para pengunjung ternyata bukan dari kalangan UMM saja, tetapi banyak anak muda dan masyarakat yang datang. Salah satunya Nadila Riska Putri Zubaidah yang merupakan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB). Nadila mengaku mengetahui informasi adanya bazar ini melalui teman-temannya. 

“Bazar FLSP ini menurut saya seru sekali, apalagi saya harus menggunakan bahasa Inggris saat melakukan transaksi. Kaget sih awalnya, tapi jadi pengalaman yang unik,” ucapnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version