PWMU.CO – Sering tak betah di Pondok Pesantren dialami Flesa Juniar Pratama Saiflen saat awal-awal menjadi santri Pondok Pesantren Karangasem, Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Siswa kelas 8 MTs Muhammadiyah 2 (Madtsamuda) Paciran itu nyatanya saat ini bisa mendapatkan juara harapan I Lomba Panahan pada event Smamusix Student Fair (Smusafa) Ke-6 yang digelar SMA Muhammadiyah 6 Karangasem, Senin (8/1/2024).
Tahun lalu, saat pertama kali sekolah di Madtsamuda dan tinggal di Pondok Pesantren Karangasem, Flesa sapaan akrabnya merasa tidak nyaman di pondok dan selalu ingin pindah sekolah.
“Dia selalu menangis setiap hari karena keinginannya untuk keluar dari pondok, dan selalu rindu rumah. Bahkan sempat kabur dari pondok untuk bisa pulang ke rumah, padahal jaraknya cukup jauh untuk pejalan kaki,” tutur Ustadzah Zulfatus Salima, salah satu tetangga Flesa yang kebetulan guru di Madtsamuda juga.
Ustadzah Zulfa, yang menjadi salah satu saksi masa lalu Flesa itu menceritakan, dirinya pernah dikatakan pembohong. “Karena Flesa ingin dicahtkan dengan orangtuanya agar datang menjenguknya di pondok. Akan tetapi demi kebaikannya, tentu saya tidak menyampaikan keinginan itu,” jelas Zulfa.
Dia mengatakan, hal itu demi kebaikan Flesa. Sehingga chat itu tidak dia sampaikan ke orang tua di rumah. “Alhamdulillahnya, orang tua Flesa di rumah sudah percaya dengan saya dan mau diajak kerjasama. Hal ini agar membuatnya kerasan di pondok,” ungkapnya.
Selain itu, bocah asal Brondong itu masih sering menangis ingin pulang dan minta pindah sekolah. Hingga akhirnya ia mampu menjalani kehidupan di pondok selama 1 semester.
Meskipun sudah berjalan 1 semester, ternyata keinginan untuk pindah itu belum lantas hilang. Keinginannya itu masih menggebu-gebu di hatinya. Bahkan ia telah mendapat izin dari orang tuanya agar kelas 8 pindah di sekolah dekat rumah.
Nyaman di Sekolah, tapi Tidak untuk di Pondok
Sejak saat itu, Flesa mencoba melupakan waktu di pondok dengan mengikuti beberapa ekstrakurikuler yang ia senangi, salah satunya adalah futsal. Ia mengikuti latihan setiap ada jadwal ekstra dan cukup aktif mengikutinya. Hingga akhirnya ia mengikuti turnamen Futsal dan mendapat juara.
Dari situ lah, Flesa mendapat kenyamanan di sekolah tapi keinginannya untuk keluar dari pondok masih tetap ada. Namun, peraturan dari pondok Karangasem apabila memutuskan untuk keluar dari pondok juga harus keluar dari sekolah.
Maka, dukungan ustadzah Zulfa juga orangtuanya bahkan teman-temannya membuat ia semakin lama semakin nyaman di sekolah maupun di pondok. Akhirnya kelas 8 ia kembali dengan perasaan yang cukup nyaman untuk melanjutkan dan menyelsaikan sekolah di Madtsamuda.
Awal kelas 8, dia memutuskan untuk mengikuti ekstra panahan dan cukup aktif. Setiap perlombaan panah, ia diikutkan oleh pelatihnya. Namun, perlombaan yang pertama dan kedua ia kalah. Terakhir perlombaan ke 3 ini ia mendapatkan harapan 1 dari 23 peserta.
Flesa tidak menyangka akan membawa pulang salah satu piala dari perlombaan tersebut. Ia mengaku rahasianya kali ini adalah percaya diri dan latihan yang cukup.
“Pas awal-awal ikut lomba itu agak tidak percaya diri, kemarin ikut lomba juga awalnya tidak percaya diri. Tapi pas masuk final itu sudah percaya diri dan berusaha fokus. Alhamdulillah dapat juara harapan 1,” ungkap Flesa saat diwawancarai lain hari.
Saat ini, Flesa sudah nyaman di pondok dan menikmati kehidupan di Madtsamuda. Bahkan, ia menyampaikan bahwa tingkat SMA ngin melanjutkan di Pondok Karangasem.
Ibu Flesa, Ipleni, mengaku bersyukur atas prestasi yang diraih anaknya itu. “Tidak sia-sia perjuanganmu selama ini nak,” ungkapnya. (*)
Penulis Zulfatus Salima Editor Nely Izzatul