Skrining Anemia di Smamita, Puskesmas Taman Dapat Apresiasi

Skrining anemia dan penyakit tidak menular dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita). Puskesmas Taman dapat apresiasi.
Kegiatan tes Hemoglobin siswi Smamita oleh Tim Puskesmas Taman (Smamita untuk PWMU.CO)

PWMU.CO – Skrining anemia dan penyakit tidak menular dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita). Puskesmas Taman dapat apresiasi.

Tim Tenaga Kesehatan Puskesmas Taman melakukan skrining Anemia dan penyakit tidak menular di Smamita, Selasa (16/1/24). Kegiatan meliputi pemeriksaan gigi dan mulut dan cek hemoglobin (HB).

Iin Fadilah, salah seorang petugas dari Puskesmas Taman mengatakan, tujuan dari kegiatan ini, agar para siswi dan guru menyadari betapa pentingnya mencegah daripada mengobati. “Terutama mencegah terjadinya penyakit tidak menular pada diri sendiri,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kondisi kekurangan sel darah merah di dalam tubuh, atau yang dikenal dengan anemia bisa dialami oleh siapa saja, termasuk para remaja. Namun, dibandingkan putra, remaja putri berisiko lebih tinggi mengalami anemia. Salah satu alasannya, karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya.

Menstruasi bulanan menyebabkan para remaja putri mudah mengalami anemia, yaitu kondisi di mana sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari biasanya. Sehingga membuat tubuh lebih mudah lemas dan mudah untuk pingsan.

“Remaja putri memiliki fase menstruasi setiap satu bulan. Dibutuhkan asupan zat gizi kuat dan seimbang. Salah satunya mengandung zat besi (Fe), karena jika tubuh kekurangan Fe dalam darah maka dapat berisiko terkena anemia atau kurang darah,” ucapnya.

Gejala Anemia

Melihat kondisi demikian, maka upaya pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) menjadi penting untuk diberikan untuk remaja putri dalam proses pertumbuhannya. Selain untuk meminimalisisasi potensi anemia yang berakibat terhadap kesehatan dan prestasi di sekolah, pemberian tablet tambah darah juga untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu.

Pemberian TTD pada remaja putri ini untuk mencegah ibu nantinya melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR). “Dengan minum TTD secara rutin, diharapkan mampu mengurangi potensi anemia dan lahirnya bayi dalam keadaan stunting dari para ibu di Indonesia. Sehingga, terciptanya generasi muda yang sehat serta mampu berdaya saing, serta dapat terbentuk dengan maksimal, “ ucap Iin.

Untuk para siswi pun pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan dengan metode menggunakan Hb meter menggunakan stik Hb, dan sampel darah disambil dari ujung jari.

Di tempat yang sama, petugas UKS Smamita Alfiyah Masrurotin Nikmah, mengapresiasi langkah puskesmas Taman ini. “Kami mendukung langkah dari puskesmas Taman ini untuk menciptakan generasi yang sehat dan berprestasi,” tuturnya.  

Gejala anemia adalah 5L, yakni letih, lesu, lemah, lelah, dan lalai. Pada anak atau remaja, dapat menurunkan kecerdasan serta prestasi belajar, maka disarankan, siswi Smamita, agar menjaga asupan gizi seimbang. “Utamakan makanan mengandung Fe, seperti daging, ikan, sayuran hijau,” imbuhnya. (*)

Penulis Wahyu Murti. Editor Darul Setiawan.

Exit mobile version