Acara Pondasi untuk membangun Fondasi Iman

Acara Pondasi
Raffa Aditya Dana menyampaikan cita-citanya menjadi astronot di acara Pondasi kelas 5 (PMWU.CO/ Muhammad Nasikin)

PWMU.CO – Acara Pondasi diadakan oleh SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Taman Sidoarjo untuk siswa kelas 5, Jumat-Sabtu (19-20/1/2024).

Pondasi adalah akronim dari Pondok Anak Semalam Ikrom. Pembicara Ustadz Ustadz Supriyadi SAg, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang.

Tak kiro Pondasi iku arep gawe omah, ternyata ada singkatannya dan itu maknanya sangat bagus dan sesuai,” katanya.

Dia menambahkan, acara Pondasi untuk membangun fondasi rumah agar rumahnya kuat dan kokoh. Sekolah ini menyiapkan fondasi iman anak-anak dengan berbagai kegiatan.

“Anak – anak harus memiliki fondasi yang kuat terutama akidah, ibadah yang benar dan akhlak yang mulia. Kalau memiliki tiga fondasi tersebut, maka anak-anak menjadi anak yang sukses dunia akhirat,” jelasnya

Kemudian dia memanggil beberapa anak. Majulah Raffa Aditya Dana, Muhammad Keysa Airlangga, dan Alisha.

Murid SD Ikrom itu ditanya cita-citanya. Raffa ingin menjadi astronot. Dia belajar perbintangan dan luar angkasa. Keysa ingin menjadi presiden. Alisha ingin menjadi dokter untuk menolong orang lain.

Ustadz Supriyadi mengatakan, untuk mencapai cita-cita harus memiliki tauhid yang kuat, beribadah  yang benar, rajin dan memiliki akhlak mulia.

Memiliki tauhid yang kuat berarti beribadah hanya kepada Allah. Tidak boleh menyekutukan atau menduakan Allah. Beribadah harus ikhlas dan cinta karena Allah bukan karena orangtua, bukan karena hadiah.

Dia mencontohkan waktu Subuh anak-anak diuji ketika mendengar adzan assholatu khoirun minal naum (Shalat itu lebih baik dari tidur), apakah bergegas bangun untuk shalat Subuh atau malah tidur.

”Kalau bangun dan shalat Subuh berarti anak-anak terbukti cinta kepada Allah dan ikhlas beribadah kepadanya,” tandasnya.

Beribadah yang benar dengan mencontoh tata cara beribadah Rasulullah. Beribadah tidak boleh asal, yang penting shalat, tapi banyak yang tidak sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah.

Selain akidah yang kuat dan ibadah yang benar. Anak-anak harus memiliki akhlak yang mulia. Ada sebuah hadits dari Rasulullah man la yarham, la yurham.  Barangsiapa yang tidak berbelas kasih, tidak akan dikasih sayangi.

Dia memberi contoh seperti tidak mem-bully teman. Mem-bully bukan perilaku Rasulullah. Memberi julukan yang buruk kepada temannya, dan memanggil nama orang tuanya juga bukan akhlak Rasulullah.

”Bila ada teman kita, khususnya perempuan tidak memakai jilbab ketika keluar rumah kemudian kita mengingatkan itu berarti kita berhasil sayang kepada teman kita,” tuturnya.

Penulis Muhammad Nasikin   Editor Sugeng Purwanto

Ustadz Supriyadi mengisi Pondasi. (Nasikin/PWMU.CO)
Exit mobile version