Majelis Tabligh PRA Godog Adakan Kajian Kepemimpinan

Ketua PDM Lamongan Drs H Shodikin MPd saat memberikan Kajian Kepemimpinan bersama Majelis Tabligh PRA Godog (Alfain Jalaluddin Ramadlan/PWMU.CO)
Ketua PDM Lamongan Drs H Shodikin MPd saat memberikan Kajian Kepemimpinan bersama Majelis Tabligh PRA Godog (Alfain Jalaluddin Ramadlan/PWMU.CO)

PWMU.CO – Majelis Tabligh PRA Godog mengadakan kajian pimpinan dan anggota pada, Sabtu (10/2/2024) di Aula Perguruan Muhammadiyah Godog, Laren, Lamongan, Jawa Timur.

Kajian yang mengusung tema Kepemimpinan ini menghadirkan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, Drs H Shodikin MPd sebagai pembicara.

Turut hadir jajaran Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Godog, Kepala Desa Godog Kasdaun SH, Ortom tingkat Ranting dan seluruh anggota Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Godog.

Dalam kesempatan tausiyahnya, Shodikin mengawali dengan kata-kata, “Jika kamu ingin lari cepat maka larilah sendiri kalau ingin lari jauh maka ralihah bersama-sama,” katanya.

Kemudian dia mengatakan, Alhamdulillah Aisyiyah itu didukung oleh kekuatan kaderisasi, karena ada banyak mulai anak kecil yang aktif organisasi, seperti ketika pelajar sudah aktif di Ikatan Pelajar Muhamadiyah (IPM), kemudian beranjak kuliah aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), kemudian menjelang dewasa aktif di Nasyiatul Aisyah kemudian semakin tua menjadi Aisyiyah. “Jadi Aisyiyah mendapat kader yang sudah aktif organisasi sejak kecil,” katanya.

Pemimpin itu, kata Shodikin, diambil dari kata imaamaa (imam). Kemudian dia mengutip sebuah hadist.

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Setiap dari kalian adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban (HR Imam Bukhari)

Menurutnya, imam adalah pemimpin yang pasti akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya.

Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas istri dan keluarganya.

Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga itu.

Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan pasti akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut”. (HR. Bukhari).

“Kemudian apa tugas laki-laki dalam memimpin. Memimpinnya bagaimana?” tanyanya.

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri)

Dan laki-laki mempunyai tugas

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.

“Maka laki-laki mempunyai tugas dan memelihara agar keluarganya jauh dari api neraka,” tuturnya.

Makanya, kata Shodikin di lirik mars Aisyiyah ada kata di telapak kakimu terbentang surga. Di tanganmu lah nasib bangsa.

“Jadi kita semua adalah pemimpin. Pemimpin tidak harus presiden, gubernur, bupati, tapi kita di keluarga kita bisa menjadi pemimpin,” ujarnya.

Pemimpin Seperti Jamaah Shalat

Kemudian Shodikin mengibaratkan pemimpin seperti jamaah shalat.

“Kalau kita shalat lebih dari satu orang maka harus ada pemimpin yaitu imam. Yang berhak menjadi imam, menurut Rasulullah adalah yang tertua di antara kamu umurnya, yang pertama masuk Islam, yang pertama kali di antara kamu hijrah, yang paling fasih di antara kamu bacaan al-Qur’an. Ini di zaman nabi Muhammad Saw yang berhak memimpin sholat,” ujar Shodikin.

Berbeda lagi kalau memimpin negara, maka yang harus tau tentang negara, begitupun juga memimpin di Aisyiyah harus paham Aisyiyah.

Dia mengatakan, tidak ada manusia yang sempurna. Maka kesempurnaan itu di ditutupi bersama. Kalau di Muhammadiyah namanya kolektif kolegial. Yaitu ketika mengambil keputusan yang penting diputuskan bersama-sama di rapat pleno.

Dia menambahkan, di organisasi itu ada ketua yang memegang kebijakan organisasi, kemudian ketua didukung oleh orang-orang yang di jajaran bawahnya yaitu sekretaris, bendahara dan anggota dan di bawahnya ada tim hore yaitu warga Muhammadiyah.

Kemudian Shodikin membahas pilihan pemilu pada 14 Februari 2024.

“Soal pilihan pemimpin. Jangan saling olok-olokan. Hindari gesekan. Setiap orang pastinya sudah punya pilihan. Maka gunakan hak kalian. Jangan sampai menjadi golput,” katanya.

Dia pun menganjurkan agar semua memilih pemimpin yang visioner dan mempunyai sifat shidiq, tabligh, amanah, dan fatonah.

“Kpemimpinan Aisyiyah ke depan juga harus visioner dan mempunyai sifat pemimpin seperti nabi Muhammad Saw yaitu Shidiq, tabligh, amanah, fatonah. Apalagi zaman kita sekarang adalah zaman yang luar biasa, mengalami perubahan yang sangat cepat sekali,” kayanya.

Dia berharap, aemoga kepemimpinan Aisyiyah ini menjadi model kepemimpinan masa depan. Terakhir, Shodikin mengapresiasi kegiatan Aisyiyah Godog walaupun hari libur bersama tapi masih mengadakan kegitan. (*)

Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Nely Izzatul

Exit mobile version