Peran Karyawan AUM di Cabang dan Ranting Dibahas di Sini

Perang karyawan AUM
Sulthon Amin membahas peran karyawan AUM di Darul Arqam RSML. (Alfain/PWMU.CO)

PWMU.CO – Peran karyawan AUM dibahas dalam Baitul Arqam Karyawan Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Lamongan, Kamis (14/3/2024).

Acara berlangsung di Aula Masjid asy-Syifa RS Muhammadiyah Lamongan.

Pembicaranya Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) Dr Sulthon Amin MM.

Penyampaian secara interaktif. Ada tanya jawab antara peserta dan pembicara.

Di awal materi, Sulthon mendoakan kepada karyawan yang mengikuti Baitul Arqam. “Semoga kalian setelah mengikuti Baitul Arqam ini keterima menjadi karyawan tetap,” katanya.

Lantas dia memberikan pertanyaan kepada peserta. “Mumpung ini lagi bulan Ramadhan, saya mau tanya apa doa kalian pada hari ini?” tanya Sulthon.

Kemudian dua peserta yang menjawab. “Saya doanya ya Allah semoga tahun ini atau tahun depan saya dapat diterima menjadi karyawan tetap RS Muhammadiyah Lamongan,” katanya.

Doa peserta kedua: “Ya Allah semoga saya diberikan sehat selalu dan keterima menjadi karyawan tetap RS Muhammadiyah Lamongan.”

Lantas Sulthon menanggapi,”Yang bisa menentukan kita masuk atau tidaknya adalah diri kita sendiri.”

Pertanyaan berikutnya, sudah pantaskah kita menjadi karyawan tetap RS Muhammadiyah Lamongan?

Oleh karena itu, kata Ustadz Sulthon,  berdoalah dan memantapkan diri mulai dari sekarang.

“Apa itu memantapkan diri itu?” tanya Sulthon.

Salah satu peserta mengacungkan tangan sambil izin menjawab. “Memantapkan diri adalah kita berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.

Peserta lainnya menjawab,”Memantapkan diri adalah kita sebagai perawat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien.”

Sulthon menanggapi kembali jawaban dari peserta. “Karena anda di rumah sakit, maka langkah pertama adalah perbaiki kinerja,” ujar pengusaha laboratorium ini.

Sebab, sambung dia, kebutuhan rumah sakit semakin hari semakin bertambah. Apalagi RS Muhammadiyah Lamongan adalah salah satu rumah sakit terbaik di Jawa Timur.

Dia kembali melontarkan pertanyaan. “Siapa yang aktif mengikuti pengajian Muhammadiyah atau aktif di Ranting atau Cabang?”

Sebagian peserta mengacungkan tangan. Sulthon bertanya. “Kenapa datang di acara Muhammadiyah?”

Peserta menjawab,”Karena saya karyawan RS Muhammadiyah Lamongan, maka harus berkontribusi dan bisa menghidupkan Ranting atau Cabang di rumah.”

Peserta kedua juga menjawab,”Saya terlahir dari rahim Muhammadiyah. Ayah ibu aktif di Muhammadiyah maka itu kewajiban saya untuk melanjutkan orangtua dengan aktif di Muhammadiyah.”

“Naah, ini salah satu tujuan mengangkat karyawan RS Muhammadiyah Lamongan itu harus aktif di Ranting atau Cabang masing-masing,” kata Sulthon dengan tegas.

Dia menambahkan, Muhammadiyah organisasi luar biasa. Amal usahanya sangat banyak. Mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, dan lainnya. Maka Muhammadiyah ini diakui sebagai organisasi Islam di dunia terbesar.

Kalau di Jawa Timur, kata Sulthon, di bidang kesehatan, klinik ada 50, rumah sakit ada 36, dan rumah sakit terbesar adalah RS Muhammadiyah Lamongan dan RS Siti Khodijah.

“Kalau turun lagi di Cabang Babat, mempunyai amal usaha luar biasa, punya rumah sakit, sekolah, perumahan, dan lainnya. Periode kemarin PCM Babat masuk sebagai PCM terbaik di seluruh Indonesia,” tutur Sulthon.

Dia mengaskan, ujung tombak kebesaran Muhammadiyah di Ranting dan Cabang. “Jadi RS Muhammadiyah Lamongan tidak  langsung besar seperti ini. Tapi dimulai dari klinik dulu. Klinik ini dulu awalnya didirikan oleh Ranting atau Cabang. Bukan bisa langsung besar seperti ini,” katanya.

Karena itu, kata Sulthon, peran karyawan RS Muhammadiyah Lamongan harus bisa aktif menghidupkan Ranting dan Cabang.

“Kalau di desanya belum ada Muhammadiyah, maka tugas kalian adalah menghidupkan Muhamadiyah di desa,” ujarnya.

“Jadi untuk mendirikan Ranting dan Cabang itu ada tekniknya, bisa diawali dengan memberikan pelayanan kepada warga, membantu warga, diajak bersenang-senang. Maka semakin lama akan mengenal Muhammadiyah. Baru bisa mulai mendirikan Muhammadiyah secara perlahan, bisa lewat masjid dulu, atau AUM yang lain,” katanya.

Jadi, menurut Sulthon, tidak ada kata sulit kalau berbuat baik. Karena Muhammadiyah mengajak kebaikan. Misalnya memberikan santunan, membantu yang tidak mampu.

Terakhir, Sulthon berpesan, anda ini adalah kader-kader yang akan memperjuangkan Muhammadiyah ke depan.

Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version