
Jujur atau Pailit Oleh Iman Supriyono, Pendiri dan Direktur SNF Consulting. Artikel ini ditulis oleh Iman Supriyono di Masjid Arroyan, Galaxy Bumi Permai, Surabaya, 3 April 2024
PWMU.CO – Arthur Andersen berdiri sebagai Andersen, DeLany & Co pada tahun 1913. Pendirinya adalah Arthur E Andersen dan Clarence DeLany. Arthur E Andersen adalah akuntan publik yang lulus Kellogg School of Management di Northwestern University pada usia 23 tahun. Saat itu adalah akuntan publik termuda di Illinois. Tahun 1918 kantor akuntan publik tersebut berubah nama menjadi Arthur Andersen & Co.
Arthur E Andersen adalah tipologi akuntan sejati. Ia memimpin kantor akuntan yang didirikannya sampai akhir hayatnya pada tahun 1947. Semasa hidupnya ia adalah pendukung setia standar tinggi dalam pengauditan. Ia berprinsip bahwa tanggung jawab auditor adalah kepada investor, bukan kepada direksi perusahaan yang menyewanya. Motonya adalah “berpikir jernih, bicara lurus”.
Tahun 2001 perusahaan raksasa Energi Enron diketahui melakukan penipuan akuntansi institusional dan sistematis dan pailit. Auditornya adalah Arthur Andersen. Kepercayaan publik kepada perusahaan auditor dengan karyawan pernah mencapai 28 ribu orang itu pun runtuh. Auditor yang bersama KPMG, Delloite, Ernst & Young dan PWC disebut sebagai big five ini pun pailit.
Nyaris semua perusahaan besar di berbagai penjuru dunia tidak bisa berpaling dari jasa big five itu untuk pemeriksaan laporan keuangannya. Sayang sekali, reputasi Arthur Andersen yang telah dibangun seabad lebih hancur luluh lantak karena sebuah kasus ketidakjujuran.
Perusahaan Jujur
Pembaca yang baik, sebuah perusahaan tidak akan bisa tumbuh eksponensial tanpa dukungan investor secara terus-menerus. Investor hanya mau masuk perusahaan yang jujur. Secara teknis, jujur berarti bahwa antara fakta, legal, akuntansi dan pajak menjadi satu bahasa. Klop.
Untuk memastikan kejujuran sebuah perusahan, investor tidak mungkin melakukan pemeriksaan sendiri. Dibutuhkan peran auditor. Dalam rapat umum pemegang saham, para investor yaitu para pemegang saham memilih dan memutuskan siapa auditor yang akan dipakai untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan.
Tentu saja para investor akan memilih auditor yang mereka percaya. Auditor yang mereka yakini mampu memeriksa dan memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang disajikan oleh direksi sesuai dengan fakta.
Maka, mari kita tetap pertahankan kejujuran. Agar tidak pailit. Agar tidak pailit di dunia. Tidak juga pailit di akhirat.
Maka, begitu auditor yang telah dipilih melakukan pemeriksaan dan memberikan pendapat wajar tanpa perkecualian, para pemegang saham langsung bisa menjadikan laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan. RUPS pun berjalan dengan lancar dan sederhana. Inilah pentingnya kantor akuntan publik yang terpercaya. Baik dalam metode pengauditan maupun dalam integritas dan kejujurannya.
Maka, sebuah kantor akuntan publik sejatinya dibayar mahal karena integritas dan kepercayaan. Maka, jangan heran bila sekali saja ketahuan cedera,, kepercayaan langsung hilang. Order bernilai puluhan triliun pun melayang. Dan tentu saja akhirnya pailit seperti yang terjadi pada Arthur Andersen. Big five pun menyusut menjadi big four.
Pembaca yang baik, jujur adalah salah satu hikmah puasa yang paling penting. Yang tahu seseorang batal puasa atau tidak hanya yang bersangkutan dan tentu saja Allah SWT. Maka, orang yang berpuasa dengan baik sudah semestinya menjadi orang yang jujur. Mengatakan A faktanya memang A. Mengatakan B faktanya memang B. Seperti itulah juga semestinya sikap mental para auditor. Berpikir jernih, bicara lurus.
Seperti prinsip Arthur E Andersen sang pendiri Arthur Andersen. Sayang penerusnya mengingkari prinsip ini. membuat pernyataan audit yang tidak sesuai fakta pada kasus Enron. Pailit adalah konsekuensinya. Maka, mari kita tetap pertahankan kejujuran. Agar tidak pailit. Agar tidak pailit di dunia. Tidak juga pailit di akhirat. Amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni