Siswa SD Mudabo Praktik Shalat Idul Fitri

Agha Dzaki Thohari menjadi imam praktik shalat Id di SD Mudabo, Rabu (3/4/2024). (Dini Faizatunni’am/PWMU.CO)

PWMU.CO – Siswa SD Mudabo praktik shalat Idul Fitri di halaman Kampus 1 SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro (SD Mudabo) pada Rabu (03/4/2024). Alamatnya di Jalan Untung Suropati Nomor 44 Sumbang Kecamatan Bojonegoro.

Seluruh siswa kelas I-IV SD Mudabo mengikuti praktik Shalat Id ini. Pembimbing Praktik Shalat Id Ahmad Fauzan SPd mengondikasikan anak-anak sejak pukul 07.00 WIB. Siswa diarahkan menuju halaman sekolah dengan shaf paling utara diisi oleh siswa kelas I, diikuti kelas II dan seterusnya. Posisi jamaah putri menyesuaikan jamaah putra di depannya.

Salah seorang siswa kelas IV A Agha Dzaki Thohari mendapat amanah sebagai imam shalat. “Shalat Id dilakukan sebanyak dua rakaat dengan takbir sebanyak 7 kali pada rakat pertama dan takbir sebanyak 5 kali pada rakat kedua,” tambahnya.

Kegiatan ini berlangsung dengan khusyuk dan lancar tanpa ada kesalahan. Setelah mengakhiri praktik shalat dengan dua salam, siswa lanjut menyimak khutbah.

Siswa Kelas 4-B Farhan Hakami menjadi khatib. Ia menyampaikan khutbah yang mengutip dari Suara Muhammadiyah Khutbah Idul Fitri 1445 H: Merayakan Kemenangan dengan Akhlak oleh Prof Dr Dadang MSi di hadapan 400 siswa. Begini khotbahnya.

Farhan Hakami menjadi khatib saat praktik Shalat Id di SD Mudabo, Rabu (3/4/2024). (Dini Faizatunni’am/PWMU.CO)

Khatib Cilik

Usai salam, Farhan menyampaikan, “Hadirin yang berbahagia, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan karunia-Nya yang tiada terhingga kepada kita sekalian, terutama nikmat iman dan Islam. Sehingga  di pagi hari yang indah ini kita berkumpul bersama, bersimpuh di hadapan-Nya merayakan Idul Fitri, 1 Syawal 1445 H.”

Ia menyampaikan, kemajuan alat komunikasi dan informasi menyebabkan manusia kehilangan waktu. “Mereka sibuk dengan gawai di tangan masing-masing, kehilangan waktu shalat, kehilangan waktu berdzikir, dan kehilangan waktu berbuat kebaikan,” ujarnya.

Untuk itu, ia membacakan tiga resep Rasulullah yang sekiranya bisa menetralisir dampak negatif dari kehidupan akhir zaman sebagaimana sekarang ini. “Bertakwalah kepada Allah di mana dan kapan saja kalian berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik,” tuturnya mengutip Hadist Riwayat Ahmad.

Resep dari Rasulullah Saw tersebut, kata Farhan, merupakan mutiara yang jika dipraktikkan insya Allah akan menyebabkan tetap istikamah di dalam Islam dan tidak banyak terpengaruh oleh gelombang kehidupan sekarang ini. “Bertakwa kepada Allah dalam keadaan apapun dan posisi apapun, terus berbuat baik yang bermanfaat, dan selalu berakhlak yang baik dalam bergaul dengan sesama manusia!” ajaknya.

Kalau melihat seluruh kegiatan ibadah selama bulan Ramadhan yang lalu, lanjutnya, puasa dan shalat melatih untuk memperkuat ketakwaan kepada Allah. “Ditambah dengan tadarus membaca al-Quran, sedekah, dan menolong orang kesusahan merupakan bagian dari kebaikan yang akan menghapus keburukan atau dosa yang telah kita lakukan,” imbuhnya.

Selama Ramadhan, kata Farhan, mereka berusaha menjaga lisan, sikap maupun perilaku kepada sesama manusia sebagai bentuk ekspresi akhlak. “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Di akhir khotbah ini saya ingin mengajak hadirin sekalian, marilah kita tetap teguh dalam keislaman kita. Janganlah terbawa arus kehidupan dan terombang-ambing oleh keadaan  sekeliling kita,” ajaknya.

Akhirnya, Farhan mengajak mereka memanjatkan doa kehadirat Allah SWT. “Mudah mudahan Allah berkenan mengabulkan doa kita,” tutupnya. (*)

Penulis Dini Faizatunni’am Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version