Mengimplementasikan Nilai Ketakwaan, Naskah Khutbah Idul Fitri

Khutbah Idul Fitri 1445/2024 disampaikan di Stadion Purwoharjo, Rabu 10 April 2024 oleh Taufiqur Rohman MPdI, Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi.

PWMU.CO – Mengimplementasikan nilai ketakwaan

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَ لَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahilhamd

Hadirin rahimakumullah

Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya pada pagi ini, kita dapat berkumpul untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di tanah lapang ini.

Shalawat serta salam, semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi akhirul zaman yang membawa misi ke-Islaman yang rahmatan lil alamin, hingga dapat kita rasakan sampai detik ini.

Setelah satu bulan penuh kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1445 Hijriyah. Kini kita berada di bulan Syawwal. Untuk berhari raya Idul Fitri. Capaian ini merupakan awal kebahagiaan yang diraih oleh seorang muttaqin (orang yang bertakwa).

 Dengan salah satu amaliyah utama, yaitu berpuasa Ramadhan. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Dari Abu Hurairah ra ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

”Bagi orang yang berpuasa akan merasakan dua kebahagiaan, kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Tuhannya.” (HR. Muslim)

Ada dua kebahagiaan yang akan diraih oleh orang yang berpuasa. Pertama, saat berbuka atau berhari raya Idul Fitri. Sedangkan yang kedua saat bertemu dengan Tuhannya di akhirat kelak.

Untuk kebahagiaan yang pertama telah kita raih. Kali ini kita telah berhari raya Idul Fitri. Kita kumandangkan lafal takbir, tahlil, dan tahmid. Namun wahai para jamaah yang mulia, kebahagiaan yang kedua, liqai rabiihi (bertemu dengan Tuhan) masih memerlukan perjuangan yang panjang untuk meraihnya.

Itu tidak semudah seperti yang dibayangkan. Karena untuk meraihnya harus mengimplementasikan nilai ketakwaan dalam kehidupan ini.

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahilhamd

Hadirin rahimakumullah

Banyak nilai-nilai ketakwaan yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan lalu. Antara lain, menahan hawa nafsu, membatasi diri, rela berkorban, siap berubah, dan mampu menata ucapan.

Semua itu harus diimplementasikan dalam kehidupan ini sepanjang hayat, jika kita menginginkan perjumpaan dengan Allah swt.

Oleh karena itu mari kita tata kembali niat, ucapan, dan perilaku kita. Niatkan semua aktivitas untuk mendapatkan keridhaan Allah. Begitu pula mengenai ucapan, ingatlah lidah lebih tajam daripada pedang. Segala perkataan yang kita keluarkan haruslah hati-hati, agar tidak merugikan diri sendiri ataupun orang lain.

Agar tidak keluar dari koridor nilai-nilai ketakwaan. Hal ini menjadi penting untuk dicermati, apalagi kita ini hidup secara plural (majemuk) di tengah pergaulan sosial kemasyarakatan.

Seorang muslim dikatakan hebat, jika ia mampu memadukan antara ucapan dengan tindakannya. Karena itulah yang akan menunjukkan kualitas ketakwaan seseorang.

Dalam hal ucapan ini, Allah swt telah menegaskan dalam firmanNya. Sebagaimana termaktub dalam al-Quran surat al-Ahzab 70.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”

Di ayat tersebut Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bertakwa dan mengucapkan perkataan yang mengandung kebenaran. Jangan sampai seorang muslim berucap dengan perkataan yang mengandung unsur kedustaan dan ketidakjujuran.

Kalau perintah Allah ini dilanggar, maka akan terjadi sikap hipokrit pada diri seseorang. Akan tertanam sikap kemunafikan yang akan meruntuhkan nilai-nilai ketakwaan.

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahilhamd

Hadirin rahimakumullah

Mari kita jaga dengan benar ucapan kita. Insyaallah dengan itu Allah akan menurunkan karunianya yang berupa kedamaian dalam hidup kita. Serta menerima amal saleh kita. Dan akan mengampuni dosa-dosa kita.

Mari kita berdoa kepada Allah, agar kita diberikan kemudahan dalam mengimplementasikan nilai ketakwaan dalam kehidupan ke depan.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا

رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ

مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ

وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version