Tiga Prinsip dalam Beramal

Tiga Prinsip dalam Beramal
Jamaah shalat Masjid Darussalam Sumenep. (Ernam/PWMU.CO)

PWMU.CO – Tiga prinsip dalam beramal disampaikan Abdul Gani, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sumenep dalam kultum qiyamu Ramadhan di Masjid Darussalam Sumenep, Ahad (7/4/2024).

“Ada tiga prinsip dalam beramal. Pertama lillah, lalu fillah, dan billah,” terang Abdul Gani.

Pria yang akrab disapa Pak Gani ini menerangkan, semua amalan manusia harus menggunakan tiga prinsip ini.

“Apapun amalan kita harus menggunakan prinsip ini agar diterima Allah subhanahu wa taala,” terang Pak Gani.

Prinsip pertama lillah. Beramal hanya ikhlas karena Allah. Ini menjadi fondasi amal.

”Setan akan merusak di sektor ini. Kalau keikhlasan sudah rusak, maka setan tidak peduli sebanyak apapun amalnya,” katanya.

Setan, sambungnya, akan terus memotivasi kita untuk beramal. Padahal makin banyak beramal makin jauh ia dari Allah. Ini akibat keikhlasan yang berhasil dirusak setan.

Prinsip kedua adalah fillah. Artinya beramal sesuai syariat Allah. Sesuai sunnah Rasulullah. Jauh dari bid’ah dan taqlid buta.

Allah sudah memberikan tuntunan dalam beribadah maupun muamalah. Dalam ibadah menggunakan kaidah fikih: semua ibadah dilarang kecuali yang diperintahkan.

”Jadi tidak boleh ada kreativitas dan inovasi dalam urusan ibadah. Semua harus sesuai petunjuk Allah, sesuai tuntunan Rasulullah. Bagaimana shalat, bagaimana puasa, zakat, dan haji, semua harus sesuai petunjuk Allah dan sunnah Rasulullah,” lanjut Pak Gani.

Sedangkan dalam urusan muamalah menggunakan kaidah: semua boleh kecuali yang dilarang. Maka dalam muamalah berlaku kreativitas dan inovasi sesuai perkembangan zaman.

“Urusan kesehatan, kedokteran, perdagangan, ekonomi bisa berlaku kreativitas dan inovasi,” lanjut Pak Gani.

Prinsip ketiga adalah billah.

Artinya kita bisa beramal hanya atas ma’unah (pertolongan Allah). Jangan pernah menyandarkan amal pada kemampuan dan kehebatan diri, tapi kita bisa beramal karena Allah yang mengizinkan.

Kita tidak boleh angkuh, sombong, bahkan takabur, karena setiap amal kita atas pertolongan Allah.

“Kita bisa hadir di masjid ini karena pertolongan Allah. Kita bisa haji juga karena pertolongan Allah,” pungkas Pak Gani.

Penulis Ernam  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version