Lima Karakter Utama Mubaligh Muhammadiyah

Wakil Ketua PWM Jawa Timur, Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM saat memberi ceramah wisuda mubaligh dan halalbihalal di Masjid At-Tanwir SMK Muhammadiyah 2 Genteng Banyuwangi Jawa Timur (Taufiqur Rohman/PWMU.CO)

PWMU.CO – Lima karakter utama Mubaligh mubalighah Muhammadiyah menjadi bahasan ceramah oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Ahad (5/5/2024).

Dalam acara Wisuda Mubaligh mubalighah Muhammadiyah Banyuwangi dan Halalbihalal Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng yang bertempat di Masjid At-Tanwir SMK Muhammadiyah 2 Genteng, dia mengawali ceramahnya mengajak hadirin untuk bersyukur kepada Allah SWT.

Di hadapan hadirin kurang lebih 3000 jamaah itu, dia berpesan, khususnya kepada para mubaligh yang baru dilantik. Dengan 5 karakter utama yang harus dimiliki oleh Mubaligh-mubalighah Muhammadiyah, antara lain.

Pertama, karakter ulama. Seorang mubaligh Muhammadiyah harus berilmu. Terutama ilmu agama, semakin tinggi ilmunya maka akan semakin tinggi kedudukannya.

“Maka teruslah belajar, agar semakin sadar diri sebagai hamba Allah, apalagi sebagai mubaligh. Tugasnya menyampaikan kebenaran di masyarakat,” katanya.

Kedua, karakter zuama, karakter sebagai pemimpin. Maka teruslah berorganisasi ikut membesarkan Muhammadiyah. Pemimpin harus memberi teladan, contoh, dan panduan. Bagaimana seorang itu berbuat terbaik.

“Mubaligh Muhammadiyah tidak boleh tidak bermuhammadiyah,” ucapnya.

Ketiga, karakter aulia, orang yang dekat dengan Allah. Sambil dia menjelaskan ayat al-Quran Surat Yunus 62 tentang wali Allah. Orang yang mampu berfikir secara mendalam dan tidak boleh lepas dari agama.

“Tidak boleh sedih, justru motivasi, menginspirasi, dan tidak boleh menakut-nakuti. Yassiru wala tuassiru, mudahkanlah,” ulasnya.

Keempat, karakter anbiya, para rasul, mencontoh karakteristik nabi Muhammad SAW yang sidiq, amanat, tabligh, dan Fathanah. Mubaligh itu basyiran wa nadhiran. Memberi kabar gembira dan peringatan. “Apa dampak dan akibatnya, jika berbuat sesuatu. Ini penting, katanya.

“Dan yang ke-5, karakter aghniya, kaya, suka memberi, dan jangan medit (pelit). Jadi mubaligh jangan perhitungan. Baik ilmu, waktu, tenaga, bahkan materi. Jangan seperti orang yang berdagang. Niatkan berjuang, yakinlah rezki dari Allah. Allah akan mencukupi hidup kita, jika kita berjuang di jalannya. Sambil dia mengutip ayat al-Quran Surat Muhammad ayat 7,” terangnya.

Muhammad Shalihin Fanani juga berpesan kepada para mubaligh untuk dakwah yang menggembirakan. Jangan kaku dan saklek tapi harus cair, harus tahu dan mampu membaca kondisi masyarakat.

“Jangan sampai masyarakat yang sudah sedih ditambah kesedihannya. Jangan menimbulkan salah persepsi. Banyolan boleh tapi jangan berlebihan. Penampilannya yang ganteng, salah satunya kopyah, agar umat tertarik dengan dakwah kita,” pesannya.

Hadir dalam acara ini segenap Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, PD Aisyiyah, Majelis dan lembaga, Ortom Daerah, PCM, PCA, PRM, PRA, dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Serta warga dan simpatisan Muhammadiyah se-Banyuwangi. (*)

Penulis Taufiqur Rohman. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version