In Memoriam H Masrukhan, Mantan Kepala SMPM 2 dan SMKM 2 Taman

 In Memoriam H Masrukhan, Mantan Kepala SMP Muhammadiyah 2 Taman dan SMK Muhammadiyah 2 Taman Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.
H. Masrukhan (kiri) bersama istri, Irma Fahriani. In Memoriam H Masrukhan (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – In Memoriam H Masrukhan, Mantan Kepala SMP Muhammadiyah 2 Taman dan SMK Muhammadiyah 2 Taman Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.

Tokoh Muhammadiyah khususnya di PCM Sepanjang dan PCM Sambungrejo pada Selasa (7/5/2024) berduka. Salah seorang tokohnya H. Masrukhan, warga Sambungrejo yang juga memangku jabatan Kepala Desa Sambungrejo di tahun ketiga berpulang.

Pria yang lahir di Sidoarjo, 29 Juli 1966 akhir -akhir ini sering keluar masuk rumah sakit karena gangguan asam lambung. Istrinya, Irma Fahriani bercerita setiap pulang dari rumah sakit, pasti dia tersenyum dan mengatakan aku sehat alhamdulillah.

Namun tidak hari itu. Setelah melaksanakan shalat lima waktu di ranjang UGD sejak masuk RSUD Sidoarjo, terhitung 24 jam dia dirawat di RSUD, fisiknya melemah. Saat hendak dipindahkan ke ICU, H. Masrukhan kritis. Sang istri dengan naluri yang kuat berhasil mengumpulkan semua putra-putrinya menyaksikan ajal menjemput dengan indah.

Tidak ada isak tangis yang menderu. Ikhlas menyerahkan suami, bapak, kakek, kembali ke pangkuan-Nya. Putra-putri bernama Abizar Maulana, Rahmita Rahma Rufaidah bersuami Moh. Ilyas Hidayatulloh, Izzulhaq Maulana, Aghnia Rahma Rufaidah. Cucu dari hasil pernikahan Abizar Maulana dan Clarissa Ika Chandrawati, bernama El Zayn Reynand Maulana.

Panggilan Sayang

Irma Fahriani menuturkan, yang paling berkesan dari almarhum, selama hampir 29 tahun usia pernikahan kami adalah kami tidak punya panggilan lain selain panggilan sayang. Dan kami sangat jarang bertengkar.

Ketika ditanya tentang resep hubungan manis itu, Masrukhan selalu menghindari perselisihan. Walaupun dalam keadaan memanas, panggilan sayang tetap terucap di bibirnya.

“Bapak menyukai dan selalu mengatakan kepada orang di sekitarnya bahwa saya adalah istri yang penuh perhatian dan sayang suami. Beliau selalu membanggakan saya ke semua orang yang dikenalnya,” ungkapnya kepada rekan sejawat di SMKM Duta yang takziah ke rumah duka.

Menurut keponakan almarhum, Rizal, merasa sangat kehilangan atas kepergian H. Masrukhan. ‘’Beliau sudah saya anggap sebagai bapak kedua.

“Begitu juga semua keponakan beliau merasakan apa yang saya rasakan. Beliau adalah sosok seorang Pakde yang selalu memperhatikan semua keponakan tanpa membeda bedakan dengan perhatian putra-putrinya,” ujarnya.

Aktif di Pemerintahan Desa

H. Masrukhan merupakan sosok pemimpin desa yang Islami. Sangat adil ke masyarakat dan bertanggungjawab dalam mengemban amanah sebagai pemimpin.

Dan ketika beliau diberi ujian kesehatan, beliau orang yang pantang patah semangat. Meskipun dalam kondisi kesehatan kurang baik, selalu memperhatikan saudara maupun masyarakatnya.

Memiliki hobi bermain voly, sepak bola dan sempat menjadi guru olah raga. Padahal pendidikannya S1 Matematika dan S2 Pendidikan Islam.

Bendahara PCM Sukodono, Pujianto SPd, sahabat Masrukhan kecil amat mengenalnya. Sama-sama berjuang di Muhammadiyah. Di masa kanak-kanaknya kalau pagi Masrukhan sekolah di SD, sementara sore harinya di Madrasah, lalu tidur di mushola.

“Usia remaja aktif berorganisasi. Pernah menjadi ketua Karang Taruna. Sewaktu menjadi siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo menjadi ketua IPM,” kisahnya.

Mulai berkecimpung di dunia pendidikan sejak 1989. Jabatannya Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 2 Taman di tahun 1998-2006. Kepala SMP Muhammadiyah 2 Taman 2006-2014. Kemudian berlanjut Kepala SMK Muhammadiyah 2 Taman.

“Di PCM Sukodono, saat saya jadi ketua PCM, almarhum wakil ketua PCM dua periode. Kemudian sebagai Ketua Panti Asuhan Al Kautsar Sambungrejo 2005-2010. Dan terakhir setelah pensiun di sekolah, beliau aktif sebagai kepala desa dari tahun 2021 hingga akhir hayat,” jelasnya.

Walau sakit tak membuat surut semangat almarhum. Bahkan saat di RS, pernah membawa setumpuk dokumen yang harus ditandatangani. “Almarhum selalu bercanda dengan orang-orang di sekitarnya, seolah tidak sakit,” tuturnya. (*)

Penulis Dian R. Agustina. Editor Sugiran.

Exit mobile version