Kerugian bagi Orang yang Murtad

Ketua MPID Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Taufiqur Rohman MPdI saat menyampaikan ceramah Kerugian bagi Orang yang Murtad pada Pengajian Rabu malam Kamis di Masjid At-Taqwa Pandan Genteng Banyuwangi (Ghulam Bana Islama/PWMU.CO)
Ketua MPID Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Taufiqur Rohman MPdI saat menyampaikan ceramah Kerugian bagi Orang yang Murtad pada Pengajian Rabu malam Kamis di Masjid At-Taqwa Pandan Genteng Banyuwangi (Ghulam Bana Islama/PWMU.CO)

PWMU.CO – Kerugian bagi orang yang murtad. Hal ini disampaikan oleh Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Taufiqur Rohman MPdI saat mengisi pengajian rutin Rabu malam Kamis yang bertempat di Masjid At Taqwa Pandan Genteng Banyuwangi Jawa Timur, Ahad (15/5/2024).

Pengajian ini dihadiri oleh jamaah laki-laki dan perempuan. Jamaah laki-laki menempati ruang utama masjid. Sedangkan untuk jamaah perempuan menempati serambi masjid.

Acara ini dimulai setelah shalat Maghrib berjamaah. Mengawali ceramahnya Taufiqur Rohman mengajak jamaah bersyukur kepada Allah SWT. Karena masih diberikan rahmat, sehingga dapat berkumpul di acara pengajian Tafsir al-Quran ini.

“Semoga Bapak dan Ibu, pengajian yang kita lakukan malam hari ini mendapat ridha dari Allah,” ujarnya.

Setelah itu dia membacakan hadis nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari dari sahabat Usman bin Affan RA. Di hadis ini diterangkan manusia yang paling baik adalah manusia yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.

Menurut alumnus Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya itu, bagaimana seharusnya umat Islam memperlakukan al-Quran. Yaitu dengan tiga cara, dengan membaca, memahami, dan mengamalkannya isi kandungan dalam kehidupan nyata.

“Maka bersyukurlah, katanya, kita masih dapat mengaji untuk memahami kandungan ayatnya. Mudah-mudahan kita tetap bisa istikamah. Dan jangan sampai sebaliknya, kita menjadi orang kafir yang mengingkari kebenaran al-Quran,” ulasnya.

Selanjutnya, Taufiqur Rohman membacakan ayat al-Quran Surat Ali Imran 86. Di hadapan para jamaah itu dia menjelaskan dengan detail arti kafir.

Menurutnya orang kafir itu adalah orang yang menutup hatinya terhadap kebenaran yang ia ketahui. Sebenarnya orang-orang kafir telah mengetahui dengan benar sifat-sifat dan perilaku mulia nabi Muhammad yang merupakan cerminan dari ajaran Islam. Namun dia dengan sengaja menutupi bukti kebenaran itu.

Disebut orang kafir, bisa juga karena orang itu murtad dari Islam. Kalau itu terjadi dampaknya akan sangat merugikan dirinya di dunia maupun di akhirat.

Setidaknya, kata dia, ada beberapa kerugian yang akan dialami oleh orang yang murtad. Karena dia menuruti hawa nafsu, keras kepala, dan menginginkan keuntungan materi.

Di dunia, orang yang murtad tidak akan mendapatkan hidayah dari Allah di dunia ini. Dia mendapatkan kutukan sebagai orang kafir dari Allah, malaikat, dan seluruh manusia selamanya. Orang yang tetap murtad, taubatnya tidak akan diterima Allah.

“Sedangkan untuk kerugian yang berikutnya merupakan kerugian yang akan dideritanya di akhirat kelak. Yang berupa siksa yang pedih di neraka jahanam dan dia tidak akan memperoleh penolong seorang pun di sana. Serta yang terakhir, harta kekayaannya yang dimiliki di dunia, sekalipun emasnya sepenuh bumi, hal itu tidak akan dapat untuk menebus kekafirannya,” ulasnya.

Pengajian yang berlangsung selama satu jam ini berlangsung dengan khidmat. Mengakhiri ceramahnya Taufiqur Rohman berpesan kepada jamaah untuk tetap merawat keimanan kepada Allah hingga akhir hayat dan jangan sampai menjadi orang yang murtad. Pengajian ini ditutup dengan bacaan alhamdulilah.

Penulis Ghulam Bana Islama Editor Nely Izzatul

Exit mobile version