Masuk SMK Muhammadiyah Itu Jurusan Orang Kaya yang Masuk Surga

Masuk SMK
Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kota Pasuruan Mokhamad Fatoni sambutan acara wisuda SMKM 1.

PWMU.CO – Masuk SMK Muhammadiyah itu berarti mengambil jurusan menjadi orang kaya dan masuk surga.

Demikian disampaikan Ketua Majelis Dikdasmen Kota Pasuruan Mokhamad Fatoni  ketika sambutan acara Wisuda dan Pisah Kenang kelas 12 SMK Muhammadiyah I Pasuruan di Kebon Pring, Sabtu (18/5/2024).

Hadir di acara itu Kepala Cabang Dinas Pendidikan Pasuruan Raya, Ketua PDM, komite sekolah, kepala sekolah, guru, dan wali murid.

Fatoni menjelaskan, di SMK Muhammadiyah I Kota Pasuruan diajarkan pendidikan agama, pengetahuan, dan keterampilan.

”Pendidikan agama untuk membekali anak hidup di akhirat kelak. Pengetahuan dan keterampilan untuk kehidupan dunia. Semuanya menjadi modal untuk kehidupan dunia akhirat,” katanya.

Di SMK ini, sambung dia, kegiatan praktik dan teori. Arah pendidikan SMK menyiapkan lulusannya siap kerja. Di pabrik atu berwirausaha menjadi pengusaha.

Dia mengatakan, kalau ingin kaya jadilah pengusaha. Orang kaya bisa membeli pulau, orang terkaya di Indonesia maupun dunia itu para pengusaha. Jadi SMK itu jurusan menjadi kaya raya.

”Maka masuk SMK Muhammadiyah berarti belajar di sekolah plus. Maksudnya sekolah jurusan orang kaya plus jurusan akhirat karena dibekali ilmu agama,” selorohnya disambut tawa hadirin.

Murid-murid SMK Muhammadiyah I Kota Pasuruan ini ada yang memilih kerja di pabrik, berwiraswasta, dan kuliah.

”Saya pilih berwirausaha membuka bengkel sepeda motor,” ujar salah satu wisudawan.

”Saya ingin kuliah,” kata temannya.

Untuk memotivasi dan bangga belajar di SMK, Ketua Majelis Dikdasmen M. Fatoni memberi contoh orang terkenal lulusan SMK, seperti Frederick Silaban, arsitek Masjid Istiqlal, Andy F. Noya presenter TV, Bayu Skak, Nissa Sabyan, Ria Ricis, dan lainnya.

Fatoni menyampaikan pesan, setelah lulus untuk tetap melakukan kebiasaan yang diajarkan sekolah seperti shalat berjamaah, membaca al-Quran, menjaga akhlak ke orang tua.

”Mengembangkan kemampuan menghadapi abad 21, seperti karakter moral dan kinerja. Jangan sampai kaya tapi korupsi,” katanya.

Kembangkan juga daya pikir kritis, kreatif, kemampuan kolaborasi, komunikasi serta kompetensi digital dan literasi,” ujarnya.

Penulis Mokhamad Fatoni  Editor Sugeng

Exit mobile version