Workshop Tapak Suci Umsida Kedatangan Tamu Istimewa

Afnan Hadikusumo (Tiga dari kanan), Zulfan Haidar Zamsuri (Dua dari kanan) saat mengisi materi di workshop PC Tapak Suci Umsida (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Workshop Tapak Suci Umsida kedatangan tamu istimewa. Yakni Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Tapak Suci Putera Muhammadiyah Drs H Afnan Hadikusumo, Pendekar Utama dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Dr Zulfan Haidar Zamzuri, Pendekar Madya.

Workshop oleh Pimpinan Cabang (PC) Tapak Suci Universitas Muhammadiyah (Umsida) tersebut bertempat di lantai 3 gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, Sabtu (25/5/24).

Ketua Pimpinan Daerah (Pimda) 059 Tapak Suci Sidoarjo Chotimul Ashom SS Pendekar Madya menjelaskan bahwa terjadi perubahan jadwal workshop dari rencana awal. “Kegiatan PC Tapak Suci Umsida ini sedianya tidak di tanggal 25 Mei ini, namun mendengar bahwa Ketua Umum PP Tapak Suci dan PCIM Malaysia akan hadir di Sidoarjo pada acara lain, maka para kader memanfaatkannya agar beliau berdua bisa mengisi acara pengaderan tapak suci,” terangnya.

Kegiatan ini berlangsung pada pukul 12.00 WIB hingga 19.30 WIB. Di sesi pertama acara diisi oleh Pendekar Muda Wigatiningsih dengan materi penguatan ideologi Muhammadiyah melalui Tapak Suci. Sesi kedua diisi oleh tamu istimewa workshop ini.

Afnan Hadikusumo menyampaikan tentang bertapak suci yang bisa diterima semua kalangan. “Tapak Suci sudah menyebar di 22 perwakilan wilayah di luar negeri, sudah berada di negara-negara Asia, Eropa, dan Afrika. Kebanyakan siswa dan kader Tapak Suci di negara yang bukan mayoritas pemeluk Islam bisa menerima dan berlatih bela diri Tapak Suci walaupun belum menerima Muhammadiyah,” ungkapnya.

Dia menambahkan ajaran-ajaran kebaikan di dalam Islam bisa dilakukan oleh pendekar Tapak Suci yang mengajar di negara minoritas Islam. Melalui keikutsertaan mereka sebagai siswa dan kader Tapak Suci di negara tersebut.

Lebih lanjut dia berpandangan Tapak Suci di Indonesia sudah berkiprah secara maksimal dalam menorehkan prestasi olahraga baik di tingkat nasional sekelas Pekan Olahraga Nasional (PON) maupun internasional seperti Sea Games, Asean Games, Asean University Games maupun kejuaraan dunia yang lain.

“Bahkan di Sea Games Kamboja, cabang olahraga Kun Bukator, olahraga bela diri milik Kamboja yang dipertandingkan di ajang tersebut, Indonesia menyumbangkan empat medali yang atletnya berasal dari Tapak Suci,” ujarnya.

Foto bersama peserta workshop PC Tapak Suci Umsida (Istimewa/PWMU.CO)

Pesan para Pendekar

Afnan Pendekar Tapak asuci yang cucu Ki Bagus Hadi Kusumo, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1942 sampai 1953, tersebut berpesan kepada peserta workshop Tapak Suci sangat kekurangan pelatih. Terbukti belum bisa memenuhi semua permintaan sekolah, baik sekolah Muhammadiyah maupun sekolah negeri untuk melatih kegiatan ekstrakurikuler.

“Teruslah berlatih beladiri, memperkuat Al Islam dan Kemuhammadiyahan dan targetnya semua bisa menjadi pelatih di AUM (amal ysaha Muhammadiyah) maupun tempat lain yang membutuhkan latihan Tapak Suci,” pesannya kepada para peserta workshop.

Zulfan yang juga teman seangkatan Afnan saat belajar Tapak Suci di Kauman Yogyakarta, menceritakan tantangan di Malaysia lebih berat untuk menyebarkan Tapak Suci daripada di tanah air. “Di sana berhadapan dengan banyak kelompok salafi. Warga Melayu yang beragama Islam, semua budaya melayu yang dilakukan oleh muslim Melayu dianggap sebagai ajaran Islam,” terangnya

Dosen Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM) tersebut berpesan kepada peserta workshop untuk menjadikan Tapak Suci menjadi praktik sehari-hari. “Unsur disiplinnya, unsur kesehatan, unsur membela diri Tapak Suci harus menjadi pegangan hidup yang dijalankan,” ungkapnya.

Dia berharap para siswa dan kader Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bisa menjadi pelatih. Dengan demikian mereka bisa berdakwah amar ma’ruf nahi munkar melalui media seni beladiri Tapak Suci. (*)

Penulis Wigatiningsih Editor Muhammad Nurfatoni/MS

Exit mobile version