Gelar Musyda di Gedung DPRD, HW Kabupaten Malang Diapresiasi 

Ketua Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (GKHW) Kwartir Wilayah Jawa Timur Fathurrahim Syuhadi sambutan di Pembukaan Musyda Ke-3 GKHW Kwarda Kabupaten Malang di Ruang Paripurna Gedung DPRD Kabupaten Malang, Kamis (23/5/2024). (Mu’ad Roziqin/PWMU.CO)

PWMU.CO – Gelar Musyda di Gedung DPRD, GKHW Kwarda Kabupaten Malang tuai apresiasi, Kamis (23/5/2024). 

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Kwartir Daerah (Kwarda) Kabupaten Malang menggelar Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-3 bertema “Meneguhkan Jati Diri Kepanduan, Membangun Kader Berkemajuan”. Pembukaan dihadiri 200 peserta. 

Baik tamu undangan maupun utusan beberapa Qabilah memenuhi Ruang Paripurna Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang. Hadir juga Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Malang Imam Hidayat, tamu undangan dari unsur pemerintahan Kabupaten Malang. Ia mewakili sang bupati. Juga Ketua Komisi 2 Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Malang Kuncoro serta Ketua Harian Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Malang Ahmad Arif.

Sementara dari unsur persyarikatan, hadir Ketua Kwartir Pusat (Kwarpus) HW Nugroho, Wakil Ketua Bidang Diklat Kwartir Wilayah (Kwarwil) HW Jatim Yasir Wachid, dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan PAUD Kwarwil HW Jatim Murni Novida Wardany. 

Turut hadir juga undangan dari Kwarda HW Kota Malang dan Kota Batu. Selain itu, Musyda Ke-3 HW Kwarda Malang juga dihadiri jajaran Organisasi Otonom tingkat daerah Kabupaten Malang.

Penampilan seni tari dari Pandu HW dan atraksi Formasi Semaphore dari SMK Muhammadiyah 2 Pagak memeriahkan pembukaan. Atraksi 13 siswa itu menampilkan Favor Semaphore dan Dance Semaphore. Adapula atraksi Tapak Suci Putra Muhammadiya (TSPM) Unit Latihan Cabang Kepanjen.

Pada sesi sambutan, Ketua Kwarda HW Kabupaten Malang Imam Mushlih SPd menyampaikan, perlu perjuangan dan dedikasi tinggi untuk menjaga syiar persyarikatan. Dalam hal ini meneruskan kaderisasi dalam GKHW.

“Untuk bisa meneruskan cita-cita pendiri persyarikatan, harus memiliki 4R. Yaitu kober, seger, pinter, dan sliwar-sliwer,” ungkapnya.

Ia lalu menjelaskan, kober berarti selalu ada waktu untuk mengurus persyarikatan. Seger, harus dalam kondisi segar dan produktif. Pinter, memiliki kompetensi kepemimpinan. Sliwar-sliwer, rajin silaturahmi.

Pembukaan Musyawarah Daerah Ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (GKHW) Kwartir Daerah (Kwarda) Kabupaten Malang di Ruang Paripurna Gedung DPRD Kabupaten Malang, Kamis (23/5/2024). Gelar Musyda di Gedung DPRD, HW Kabupaten Malang Diapresiasi (Mu’ad Roziqin/PWMU.CO)

Kontribusi Kebangkitan HW

Rangkaian pembukaan musyda berlanjut dengan sambutan Ketua Kwartir Wilayah (Kwarwil) Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Timur Fathurrahim Syuhadi. Rohim, sapaan akrabnya, sangat mengapresiasi Kwarda HW Kabupaten Malang. Sebab, bisa menyelenggarakan Musyda Ke-3 HW di Gedung DPRD Kabupaten Malang.

Menurutnya, orang Malang menginspirasi HW di seluruh Indonesia. “Malang Raya memiliki kontribusi besar terhadap bangkitnya Kepanduan Hizbul Wathan melalui sosok figur Fatkhur Rahman HM. Tokoh pendiri dan tokoh kunci kebangkitan HW di Indonesia bersama Amien Rais,” ungkapnya.

Pada akhir sambutannya, orang nomor satu di HW Jatim tersebut menekankan perlunya HW Kabupaten Malang bersinergi dengan seluruh jajaran di pemerintahan Kabupaten Malang. “Musyda adalah forum tertinggi tingkat Kabupaten. Harus melahirkan program kerja dan kepemimpinan kredibel dan amanah,” pesannya. 

Rangkaian pembukaan Musyda Ke-3 HW Kabupaten Malang berakhir dengan Tausiyah Kebangsaan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang Abu Bakar. Ia sekaligus membuka Musyda tersebut.

“HW Kabupaten Lamongan sebagai salah satu putera Muhammadiyah terlibat aktif dalam membesarkan persyarikatan.

HW disiapkan untuk mendidik dan mengkader anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa,” ujarnya.

Menurutnya, HW membuktikan secara konkret dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui perjuangan tokoh dan pendiri bangsa. “Menjadi kader HW harus siap menjaga dan merawat bangsa Indonesia menjadi bangsa baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” imbuhnya.

Di akhir sambutan, ia menegaskan, Musyda hendaknya berlangsung secara berkeadaban. “Bebas dari kepentingan pribadi! Karena itu, indahkan ketentuan organisasi. Musyda harus menghasilkan program dan kepemimpinan yang berkualitas,” pesannya. (*)

Penulis Mu’ad Roziqin Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version