Kuliah Ahad Subuh UMM: Masa Muda Adalah Masa Belajar Ilmu

Prof Gonda Yumitro SIP MA PhD (kanan) saat mengisi Kuliah Ahad Subuh (KAS) UMM (Anny Syukriya/PWMU.CO)
Prof Gonda Yumitro SIP MA PhD (kanan) saat mengisi Kuliah Ahad Subuh (KAS) UMM (Anny Syukriya/PWMU.CO)

PWMU.CO – Kunci kita menjalani hidup dengan penuh semangat dan wajah ceria pada siang hari dipengaruhi oleh cara kita bangun pada pagi hari.

Begitulah ungkapan Prof Gonda Yumitro SIP MA PhD dalam kegiatan Kuliah Ahad Subuh (KAS) yang diselenggarakan oleh Bagian Pengembangan AIK MKWK dan Badan Pemakmuran Masjid (BPM) AR Fachruddin UMM, dengan tema “Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan: Tantangan dan Tanggung Jawab di Era Modern,” Ahad (2/6/2024).

Kaprodi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini merasa sangat senang menyaksikan secara langsung padatnya Masjid AR Fachruddin ini dengan ribuan mahasiswa untuk melaksanakan salat dan kajian Subuh.

Mengawali KAS pekan ini, Gonda menyampaikan satu hadis Rasul yang berkaitan dengan tiga jerat setan saat manusia tidur.

“Kalau salah seorang dari kalian tidur, setan itu akan mengikat kalian itu dengan tiga ikatan. Kemudian setan akan memukul ikatan itu agar kuat, kemudian setan itu mengatakan pada manusia: bagimu malam yang panjang, maka tidurlah yang nyenyak,” ucap Gonda.

Lanjutnya, saat tidur, setan menjerat kita agar berlama-lama untuk tidur, hingga kita tidak bangun untuk melaksnaakan ibadah. Karena hal inilah, kita merasa malas-malasan dan tidak semangat seharian untuk beramal, karena tidak ada keberkahan pagi yang kita dapatkan.

Guru besar termuda di UMM ini menjelaskan bagaimana agar tiga jeratan setan itu terlepas sehingga manusia dapat bangun beribadah dan menjalani hari-hari dengan penuh semangat. Untuk melepaskan diri dari tiga jeratan tersebut maka kita harus banyak mengingat Allah (dzikir), berwudhu, dan salat.

Mahasiswa peserta Kuliah Ahad Subuh UMM (Anny Syukriya/PWMU.CO)

Mahasiswa: Kelompok Orang-Orang Berilmu

“Mahasiswa itu bukan sekedar maha, dan bukan sekedar siswa. Mereka sudah menjadi pimpinannya para siswa. Orang yang memang menekuni ilmu,” ucap Gonda.

Orang-orang yang berilmu memiliki derajat tinggi di sisi Allah. Islam sangat menghargai ilmu dan mengajarkan bahwa ilmu adalah salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pengetahuan yang baik dapat membawa kebaikan dan kemajuan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Dalam perkara ilmu Rasulullah mengajarkan pada kita sebuah doa yang berbunyi:
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا “Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thaaha: 114)

Dijelaskan dosen HI UMM ini, masa muda merupakan masa untuk belajar ilmu. Pentingnya memanfaatkan waktu muda untuk belajar dan mengembangkan diri agar dapat membawa manusia pada kebijaksanaan yang akan membimbing tindakan dan keputusan sepanjang hidup.

“Masa muda adalah masa mencari ilmu. Jika masa mudamu jauh dari ilmu maka masa tuamu akan kesulitan,” tegasnya.

“Inna syabaaba, hum rijaalul ghad. Para pemuda adalah pemimpin hari esok”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa pemuda hari ini akan menjadi pemimpin dan pelaku utama dalam berbagai bidang di masa depan. Oleh karena itu, pendidikan dan pembinaan karakter sangat penting untuk menjamin masa depan yang lebih baik.

Menurut Gonda, para pemuda masa depan ini diharapkan dapat betul-betul memiliki kualifikasi, karena mereka adalah penentu dan pembawa tongkat estafet menuju masa depan yang lebih baik. Kualifikasi pemuda yang dibutuhkan adalah mereka yang memiliki akidah yang kokoh, rajin beribadah, memiliki adab yang baik, cerdas dan professional, semangat menuntut ilmu, mencari rida Allah, memiliki manajemen waktu, punya teman salih dan memperbanyak do’a.

“Kesuksesan tidak dapat diraih dengan bersantai-santai dan bermalas-malasan. Insya Allah semua yang di sini menjadi orang-orang yang sukses,” tutupnya. (*)

Penulis Anny Syukriya Editor Nely Izzatul

Exit mobile version