Museum Menjadi Destinasi Pertama Dalam Upgrading PR IPM Smamda

Zaneta Tertia (paling kiri) Bersama Anggota Kader PR IPM Smamda Surabaya lainnya Berfoto Disamping Miniatur Kapal yang Membawa Muhammad Darwis Pergi Berhaji (Aulia Husna/PWMU.CO)
Zaneta Tertia (paling kiri) Bersama Anggota Kader PR IPM Smamda Surabaya lainnya Berfoto Disamping Miniatur Kapal yang Membawa Muhammad Darwis Pergi Berhaji (Aulia Husna/PWMU.CO)

PWMU.CO – PR IPM SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (smamda) bertolak ke Jogjakarta pada kamis malam, (6/06/2024).

Lima belas pengurus PR IPM smamda didampingi Darwis Okta Effendi, SS, asisten wakasek kesiswaan dan Rimba Ayu Sekar Arum, SHum melaksanakan kegiatan upgrading 2024 yang berlangsung selama dua hari di Jogyakarta, Jum’at – Sabtu (7 -8/06/2024).

Destinasi pertama dari kegiatan yang bertujuan untuk mengenal organisasi muhammadiyah lebih dekat adalah mengunjungi museum. Mereka mengunjungi museum pada Jumat (8/06/2024)

“Dengan mengunjungi museum, pengurus IPM smamda dapat mengetahui sejarah didirikannya muhammadiyah dari zaman sebelum penjajahan hingga bisa berhasil sampai di zaman pasca kemerdekaan Indonesia,” ujar Rimba Ayu.

Ia berharap pengurus IPM smamda dapat turut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya dan ideologi Muhammadiyah yang berharga jika sering berkunjung ke museum.

Di dalam Museum Muhammadiyah, anggota PR IPM smamda menunjukkan antusiasnya terhadap perkembangan muhammadiyah dari tahun ke tahun. Pemandu museum membawa rombongan ke tujuh zona untuk mengenal lebih dekat dengan muhammadiyah. Pemandu memberi tahu banyak hal, terutama sejarah awal berdirinya muhammadiyah yang dipelopori oleh KH Ahmad Dahlan.

Didalam museum, terdapat berbagai miniatur salah satunya yaitu kapal uap yang digunakan Ahmad Dahlan untuk pergi berhaji dan belajar di Arab Saudi. Sehingga saat beliau kembali, beliau menyebarkan ajaran islam yang ia dapatkan di tanah suci ke masyarakat penduduk di kampung halamannya, yaitu Yogyakarta.

Museum ini juga menyimpan cerita perjuangan Ahmad Dahlan saat ajaran yang ia bawa ditolak oleh masyarakat sampai-sampai disebut sebagai ajaran sesat. Beliau juga lah yang membetulkan posisi kiblat di Masjid Gedhe Kauman sehingga menghadap ke ka’bah.

Selain itu tampak peninggalan sejarah yang dikemas dengan rapi oleh pihak museum, sehingga peserta upgrading dapat merasakan suasana pada masa awal berkembangnya muhammadiyah. Buku dan surat-surat penting menjadi saksi yang bertahan dan menjadi peninggalan yang sekarang dapat dipelajari.

Lebih lanjut mereka dapat mengenal organisasi otonom muhammadiyah dengan lebih mendalam. Yaitu HW (Hizbul Wathan), IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah), Nasyiatul Aisyiyah, IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), Tapak Suci, Aisyiyah, dan juga Pemuda Muhammadiyah. Organisasi otonom itu lah yang menjadi salah satu pergerakan yang berpengaruh pada zamannya.

Kesan Siswa Smamda

Setelah kunjungan museum banyak hal yang membuat siswa terkesan seperti yang dituturkan Zahra Tirta 10.4
Zona perjuangan dengan ruangan serba hitam menarik perhatiannya. “Menurutku ruangan ini sangat kerasa perjuangan KH. Ahmad Dahlan membuat perubahan,”ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Zaneta Tertia Prayoga 11.1, Ketua PR IPM smamda.

Menurut Zaneta, ketua IPM Smamda museum ini sangat menginspirasi terutama di Zona Ortom, melihat bagaimana IPM dibentuk dan beberapa kali ganti nama. “Hal ini menjadikan kami selaku kader pelajar bangga menjadi bagian dari anak Muhammadiyah yang aktif dan dinamis,” tandasnya

Penulis: Aulia Husna Editor: Ni’matul Faizah

Exit mobile version