PWMU.CO – Dalam diskusi publik yang diadakan oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Muhammadiyah Jatim, Sabtu (9/9), Bupati Bojonegoro Suyoto menyatakan bahwa dirinya belum memastikan untuk mencalonkan menjadi gubernur dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018. Namun, dia menegaskan, gelaran Pilgub memang sayang untuk dilewatkan oleh Muhammadiyah.
Menurut Suyoto, peran Gubernur saat ini sangat vital untuk kemajuan daerah. Karena banyak kebijakan yang ditentukan oleh gubernur. Untuk itu, masyarakat harus benar-benar tepat dalam memilih Gubernur Jatim pada tahun mendatang.
“Saya pernah tanya kepada 10 rakyat saya. Apakah anda tahu fungsi punya gubernur? Ternyata 10 rakyat itu gak ada yang tahu. Maka saya jelaskan, kalau pupuk kurang, itu wewenang gubernur. Kalau ada perizinan yang lambat itu wewenang gubernur. Kalau ada guru honorer gak dapat gaji, itu kesalahan gubernur. Begitu besarnya peran gubernur. Jadi sangat sayang Muhammadiyah melewatkan Pilgub,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Yoto -sapaan akrab Suyoto- bersyukur karena saat ini Bojonegoro sudah terlepas dari urutan 10 besar kambupaten termiskin. Padahal pada tahun 2000, Bojonegoro merupakan daerah termiskin nomor 1.
“Bahkan sekarang sudah bisa menyaingi Lamongan. Rakyat saya juga mengatakan kalau Bojonegoro sudah lebih baik daripada lamongan,” demikian guyonan Kang Yoto yang disambut tawa oleh para hadirin.
Kang Yoto mengatakan, pada waktu yang sama sebenarnya dirinya diundang oleh Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Namun, dia memilih mendatangi undangan Muhammadiyah terlebih dahulu.
“Saya hari ini diundang juga ke Unair. Tapi saya tunda. Saya hadir dulu di forum ini. Karena saya merasa bangga telah diundang Muhammadiyah,” ujarnya. (ilmi)
Discussion about this post