Mahasiswa UMSurabaya Lakukan Edukasi Thibbun Nabawi Berbasis PjBl

Mahasiswa UMSurabaya bersama peserta saat edukasi Thibbun Nabawi. (Istimewa/PWMU.CO).
Mahasiswa UMSurabaya bersama peserta saat edukasi Thibbun Nabawi. (Istimewa/PWMU.CO).

PWMU.CO – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPAIK) UMSurabaya dalam edukasi pengobatan Thibbun Nabawi berbasis Project Based Learning atau yang disebut dengan PjBL.

PjBl adalah sebuah metode edukasi yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Kegiatan PjBL ini dilaksanakan di Jl.Semarang, Kelurahan Bubutan, Surabaya, (14/06/24).

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa UMSurabaya ini mengusung topik tentang “Pencegahan Penyakit Degeneratif Pada Lansia dengan Metode Pengobatan Thibbun Nabawi”.

Topik ini diangkat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para ibu pra-lansia, hingga Lansia Lanjut Usia Akhir (LUA) di kelurahan tersebut. Yang mana, agar mereka rajin mengonsumsi dengan memanfaatkan bahan alami berdasarkan metode Thibbun Nabawi (Pengobatan ala Rasulullah SAW).

Program PjBL ini dihadiri oleh kurang lebih sebanyak 20 orang pra-lansia dan lansia di kelurahan tersebut. Kegiatan ini diawali dengan senam lansia di pagi hari, yang dipimpin oleh mahasiswa UMSurabaya dan kader aisyiyah.

Ini merupakan agenda dari perangkat desa, yang dilakukan secara rutin tiap seminggu sekali di akhir pecan. Kegiatan selanjutnya merupakan pemaparan materi edukasi Thibbun Nabawi, yang disampaikan oleh Millati sebagai perwakilan mahasiswa UMSurabaya.

“Kegiatan senam ini diharapkan dapat menambah produktifitas ibu-ibu pra-lansia dan lansia dalam meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Selanjutnya edukasi kesehatan dengan metode nabawi yang juga dapat menambah wawasan. Tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat”, ujar Ibu Rufaidah selaku ketua RT di kelurahan tersebut.

Mahasiswa UMSurabaya bersama peserta saat edukasi Thibbun Nabawi. (Istimewa/PWMU.CO).

Edukasi Metode Thibbun Nabawi

Penyampaian materi berbasis ppt slide dengan tambahan visualisasi poster, diharapkan para peserta lansia dapat memahami materi edukasi dengan lebih baik. Perbedaan signifikan dapat terlihat saat pre-test dan post-test pengetahuan lansia tentang penyakit degeneratif dan pengobatan thibbun nabawi .

“Hasil pretest menunjukkan 68,75% dari peserta lansia mengetahui edukasi tersebut. Setelah pemaparan materi disampaikan, hasil  post-test menunjukkan peningkatan yaitu 100% dari peseta dapat memahami materi dengan baik dan benar,” ujar Kania, salah satu mahasiswa UMSurabaya yang berkecimpung dalam kegiatan tersebut.

Thibbun nabawi yang berarti “Pengobatan Nabi”, adalah metode pengobatan yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam dan menggunakan bahan-bahan alami yang dijamin keamanannya oleh Allah.

Metode ini dikembangkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, serta diteruskan oleh generasi berikutnya melalui penelitian dan pengembangan yang menyesuaikan zaman.

Adapun tujuan dari program ini adalah meningkatkan pengetahuan, tentang prinsip-prinsip kesehatan keluarga dan masyarakat melalui penerapan dalam pengobatan yang diajarkan menurut Islam. Serta penggunaan bahan alami seperti madu, kurma, habbatussauda dan bahan herbal lainnya sesuai dosis penelitian Kementrian Kesehatan (2017) sebagai upaya preventif penyakit degeneratif.

Pemaparan materi Thibbun Nabawi berjalan dengan lancar, tiba sesi selanjutnya adalah diskusi dan tanya jawab antara peserta dan pemateri. Terlihat beberapa peserta pra-lansia dan lansia aktif bertanya terkait konsumsi dan dosis ideal pemakaian bahan herbal tersebut.

Tidak kalah antusias dengan semangat anak muda, semua peserta juga aktif menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh pemateri. Sebanyak 3 orang peserta berhasil membawa pulang hadiah sebagai bentuk apresiasi atas antusiasme para peserta.

Program PjBL edukasi Thibbun Nabawi yang dilaksanakan oleh mahasiswa UMSurabaya ini, mendapat apresiasi dari perangkat desa, ibu-ibu PKK, dan kader Aisyiyah di wilayah tersebut.

Kegiatan edukasi kesehatan yang telah dilakukan ini, dinilai sangat bermanfaat dan berdampak positif terhadap orang lain. Maka diharapkan kedepannya kegiatan edukasi kesehatan semacam ini tetap dilaksanakan bahkan lebih ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, ucap Rufaidah.(*)

Penulis: Yuliansa Nurista Editor: Amanat Solikah

Exit mobile version