PWMU.CO – Siang tadi (4/4), Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan pertemuan dengan pimpinan Polri di Mabes Polri. Dalam pertemuan yang langsung dihadiri Kepala Kepolisian Jenderan Badrodin Haiti ini, salah satunya membahas evaluasi Densus 88. Pertemuan antara jajaran Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan pimpinan Polri dilakukan tertutup, pada Senin siang pukul 12.00 WIB.
Usai pertemuan, Ketua PP Muhammadiyah Prof Muhadjir Effendy mengatakan ada beberapa kesepakatan antara Muhammadiyah dengan Polri, terutama dalam menangani terduga teroris. “Salah satunya Kapolri sepakat bersama Muhammadiyah akan mengevaluasi Densus 88 terkait penanganan terduga teroris Siyono,” ujarnya. Diungkapkan Penasehat PWM Jatim ini, pertemuan berlangsung hangat dan lebih banyak diisi dengan tukar pikiran tentang peran Polri dan Muhammadiyah di masyarakat.
Keterlibatan Muhammadiyah dalam mengadvokasi kasus Siyono, tambah Muhadjir, tidak lain karena pengaduan masyarakat mencari keadilan. Termasuk dari terduga teroris yang tewas atau mengalami penyiksaan dan kekerasan. “Muhammadiyah menegaskan advokasi terhadap keluarga Siyono ini bukan lantas turut campur dengan tugas Polri atau Densus, tapi bagian dari tanggung jawab memberikan keadilan bagi ummat,” ujarnya.
Dari hasil tukar pikiran tersebut, Muhajir menjelaskan ada hasil yang cukup baik yakni kerjasama antara Polri dan Muhammadiyah. Dalam hal mengadvokasi masyarakat menjadi bagian dari Muhammadiyah dan Polri siap untuk menerima masukan bila ada pelanggaran prosedur, mengevaluasi kinerja Densus 88. Dalam pertemuan itu, Pimpinan Muhammadiyah yang hadir di antaranya Ketua Umum PP Muhammadiyah, DR Haedar Nashir, dan 4 Ketua: DR M. Busyro Muqoddas, Hajriyanto Y. Thohari MSi, Prof Muhadjir Effendy, dan Agus Taufiqurrohman MKes. (aan/republika)
Discussion about this post