ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Senin, Maret 27, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Cak Nun dan Kiai Hologram: Tuhan Itu Ada Beneran, Po?

Sabtu 14 Oktober 2017 | 20:57
3 min read
215
SHARES
673
VIEWS
ADVERTISEMENT
Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun sebelum tampil dalam suatu acara. (Foto Cak Nun for PWMU.CO)

Oleh Emha Ainun Nadjib

PWMU.CO – Aku tidak pernah beranggapan bahwa ada orang, terutama di zaman sangat modern ini, yang butuh dinasihati, diceramahi, dikasih pengajian, atau minta pencerahan. Tetapi kalau kebetulan ada yang berlaku seperti itu kepadaku, aku menjawab, “Aku tak punya apa-apa yang kau perlukan. Tapi mungkin kalimat Tuhan ini ada gunanya buatmu: Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Dahsyat informasi itu: “Tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia”. Maka kata-kata anakku tentang Dmitry Itskov, sangat menggangguku. Meskipun aslinya ia bukan siapa-siapa bagiku, apalagi aku baginya.

BACA Gelitik Cak Nun tentang Pancasila dan Jalan Tol Menuju Surga

Ada yang lantas merespons dengan pertanyaan: “Tuhan itu ada beneran, po?”. Kujawab: “Sebagai orang yang sudah tua, kupilihkan jawaban begini: Mending kamu pilih percaya ada Tuhan saja. Kalau ternyata nggak ada, kau tak mendapat masalah apa-apa. Tapi kalau ternyata ada, kamu sudah lebih siap…”

Kalau memungkinkan, kutambahkan ini: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata, yakni Lauh Mahfudz”

Aku sangat merasa asik dengan pernyataan Allah “Tidak ada yang mengetahui yang ghaib kecuali Dia sendiri”. Aku hidup di jagat raya ghaib. Tak ada sesuatu hal yang sungguh-sungguh aku mengerti. Di hadapan Tuhan aku merasa aman berbekal ketidakpahaman, sebab tak ada risiko hukum bagi yang tidak paham.

Itu tidak hanya menyangkut kenapa aku dipaksa menjadi orang Jawa. Tanpa tawar-menawar dijadikan putra Ibu-Bapakku. Tidak dikasih tahu berapa jatah detak jantungku. Kenapa pertumbuhan sel-selku dihentikan pada tinggi badan sekian. Meskipun aku bersyukur bagian tertentu dari jasadku dihentikan pertumbuhannya oleh Allah.

BACA JUGA Gelitik Cak Nun tentang Pancasila dan Jalan Tol Menuju Surga

Bayangkan kalau kelaminmu dibiarkan terus bertumbuh, memuai dan memanjang. Sampai satu meter saja sudah susah bukan main. Bagaimana kalau satu kilometer. Bayangkanlah teknologi dan tata budaya yang kau perlukan dan kau repotkan di lingkunganmu.

Aku bahkan merasa hampir selalu ditakdirkan oleh Tuhan untuk banyak berada di tengah sesuatu yang tidak kupahami. Misalnya Tuhan kasih aku hobi senang tidur di kuburan, tetapi pada saat yang sama aku sangat takut kepada hantu. Banyak hal lainnya yang aku mengalami dilema antara hobi dengan kondisi mentalku. Pada suatu Subuh di tahun 1965 aku dibisiki Bapakku agar merapikan kuburan liar di dekat Pohon Keningar di loré omah dusunku.

Antara bergairah dan takut aku datangi tempat itu sendirian. Memang ada keadaan tanah seperti barusan digali kemudian ditutupi kembali. Aku menggali tanah di sampingnya lebih dalam, sesuai dengan perintah Bapakku. Kemudian kupindahkan jenazah itu ke lubang yang kugali. Aku menshalatkannya, kemudian pulang untuk sarapan pagi menjelang pergi sekolah.

Sampai hari ini aku tidak tahu itu jenazah siapa. Memang sedang ada ribut-ribut soal PKI, tapi aku tidak tahu itu jenazah orang PKI atau yang dibunuh oleh PKI. Gara-gara pengalaman di bawah Keningar ini aku menjadi mulai tidak terlalu takut kepada hantu. Sebelumnya yang paling kucemaskan adalah ketemu anjing berkepala orang. Ketemu orang tidak berwajah kecuali daging dan kulit rata saja. Kalau sekadar ketemu “Glundhung Pringis” malah kuajak main. Kami anak-anak desa bahkan sering main dengan “Jailangkung”.

Tetapi kalau ketemu “Banaspati” bisa pingsan aku. Atau “kemamang” yang bisa mengancam nyawaku. Meskipun kelak kuhibur diriku dengan pengetahuan dari Guruku bahwa itu bukan hantu melainkan peristiwa “fluoresensi” atau entah apa nama tepatnya.

BACA JUGA Cak Nun soal Budaya Politik Nasional: Pilih Celana atau Makanan; Korupsi atau Rasa Malu?

Karena di masa kanak-kanak kuburan adalah salah satu habitat utamaku, lama-lama aku terpengaruh oleh perilakunya. Dan di masa dewasa ternyata aku sendiri menjadi semacam hantu. Di mana-mana tiap hari ratusan orang bawa botol air minta kutiup untuk “tombo” ketenangan hati, istrinya mohon hamil, Ibu sakit tumor, keluarga bentrok terus dan lain-lain. Aku diperlakukan sebagai Dukun, tanpa aku mengerti apa-apa tentang itu semua. Aku tidak pernah tega untuk menolak “nyuwuk”. Kuhibur diriku dengan berpikir pasti Tuhan yang menyuruh mereka kepadaku, sehingga Tuhan juga yang bertanggung jawab dan mem-follow up-i prosesnya.

Tuhan menyorongku ke wilayah dan fungsi-fungsi yang aku sebenarnya hanya “kambing congèk” belaka. Disuruh ceramah seperti Ekspert Intelektual, padahal jelas SMA saja lulusan darurat. Disuruh jadi seniman, padahal setiap habis berkarya kukutuk sendiri hasilku. Disuruh jadi semacam Ulama, Kiai, Ustadz atau apapun, 6-8 jam sekali pertemuan, 10-15 kali sebulan. Nanti mereka mengejekku: “Di mana Kiai dadakan itu belajar Agama? Emang pernah lihat Kitab Kuning? Apa menguasai Bahasa Arab? Pernah di Pesantren hanya belajar “Mahfudlat” alias kata-kata mutiara, kemudian diusir. Nasabnya dia turunan siapa? Nambi, Layang Seto Layang Kumitir, atau Sabdopalon Noyogenggong?”.

Sebenarnya mudah jawabannya, pakai fenomenologi Itskoviyah, “O, dia cuma Hologram. Bukan Manusia.” (*)

Jakarta, 14 Oktober 2017

Tags: Cak NunEmha Ainun NadjibKiai Hologram
SendShare86Tweet54Share

Related Posts

Kisah Busyro Muqoddas tentang Sahabatnya

Sabtu 25 Februari 2023 | 08:05
5.4k

Busyro Muqoddas bersama Cak Nun di acara PCM Sepanjang. (smamita tv) PWMU.CO- Kisah Busyro Muqoddas...

Kisah Cak Nun Terkesan dengan Pelajaran Kemuhammadiyahan

Sabtu 25 Februari 2023 | 06:37
1.4k

M. Busyro Muqoddas, kiri, dan Cak Nun di acara Semarak Pra Musycab PCM Sepanjang. (Wahyu/PWMU.CO)...

Kokam dan Banser Nyanyi Ya Lal Wathon

Rabu 22 Februari 2023 | 17:37
908

Kokam dan Banser menyanyi Ya Lal Wathon di acara PCM Sepanjang. (Saparna/PWMU.CO) PWMU.CO- Kokam dan...

Mengenang Ahmad Fuad Effendy, Ahli Bahasa Arab yang Dipuji Menteri Saudi

Selasa 24 Januari 2023 | 08:06
637

Ahmad Fuad Effendy (foto caknun.com) PWMU.CO- Mengenang Ahmad Fuad Effendy (76) sosok yang kalem tapi...

Indonesia Pusat Kemakmuran Dunia

Senin 14 Juni 2021 | 11:46
321

Emha Ainun Nadjib Indonesia Pusat Kemakmuran Dunia oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan. PWMU.CO- Sejak Patangpuluhan...

Medsos dan Buzzer yang Mengerikan

Senin 22 Februari 2021 | 14:51
626

Emha Ainun Nadjib Medsos dan Buzzer yang Mengerikan oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan. PWMU.CO-Masalah-masalah berat,...

Buto Cakil Nyonthong

Jumat 5 Februari 2021 | 17:45
761

Emha Ainun Nadjib Buto Cakil Nyonthong oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan. PWMU.CO- Dalam jejer wayang...

Demokrasi Kambing dan Bebek

Sabtu 9 Januari 2021 | 15:55
2.3k

Emha Ainun Nadjib Demokrasi Kambing dan Bebek oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan. PWMU.CO- Kabarnya hampir...

Sudah Zalim, Supra Jahiliyah Lagi

Sabtu 26 Desember 2020 | 04:59
4.7k

Emha Ainun Nadjib Sudah Zalim, Supra Jahiliyah Lagi oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan. PWMU.CO-Zaman ini...

Jangan Ludahi Wajah Manusia

Minggu 13 Desember 2020 | 22:27
1.3k

Emha Ainun Nadjib Jangan Ludahi Wajah Manusia oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan. PWMU.CO- Pagi tadi...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    25860 shares
    Share 10344 Tweet 6465
  • SMA Jualan Roti, Kuliah Wisudawan Terbaik

    1726 shares
    Share 690 Tweet 432
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    12262 shares
    Share 4905 Tweet 3066
  • Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    1430 shares
    Share 572 Tweet 358
  • Prihatin Gaji Guru, PWM Jatim Akan Lakukan Percepatan Program Bakti Guru

    419 shares
    Share 168 Tweet 105
  • Pimpinan Harian dan Badan Pembantu Pimpinan PWA Jatim Dikukuhkan

    383 shares
    Share 153 Tweet 96
  • Hilal dan Hilal

    135 shares
    Share 54 Tweet 34
  • Tuntunan Shalat Iftitah, 2 Rakaat Ringan sebelum Shalat Tarawih

    7003 shares
    Share 2978 Tweet 1677
  • Din Syamsuddin Kritik Presiden Jokowi yang Larang Pejabat Buka Puasa Bersama

    4017 shares
    Share 1607 Tweet 1004
  • Kelompok Mukidi Muhammadiyah Menurut Abdul Mu’ti

    186 shares
    Share 74 Tweet 47

Berita Terkini

  • Empat Keistimewaan Bulan Ramadhan Dikaji PCA TandesMinggu 26 Maret 2023 | 18:53
  • Masjid At Taqwa PRM PPI Anggarkan Rp 189 Juta untuk Buka BersamaMinggu 26 Maret 2023 | 18:33
  • Aisyiyah Cabang Bulak Bagikan 100 Paket Sembako Usai Kajian RamadhanMinggu 26 Maret 2023 | 16:10
  • PWA Jatim 2015-2022 dan 2022-2027 Serah Terima JabatanMinggu 26 Maret 2023 | 16:01
  • Warga Aisyiyah Gayungan Ngaji Syiam dan Surat Al-Hujurat Ayat 13Minggu 26 Maret 2023 | 15:35
  • Muhammadiyah pelopor kewirasosial di Indonesia; Liputan Hendra Pornama, kontributor Tulungagung dari Dome UMM.
    Muhammadiyah Pelopor Kewirausahaan Sosial di IndonesiaMinggu 26 Maret 2023 | 12:39
  • Songsong Munas, Fokal Jatim Koordinasi Perkuat Peran AlumniMinggu 26 Maret 2023 | 12:37
  • Beraisyiyah adalah Perjanjian Kuat dengan AllahMinggu 26 Maret 2023 | 12:30
  • 64 Siswa SDMM Bersaing dengan Puluhan Ribu Pelajar Rebut Tiket Final Komas Ke-18Minggu 26 Maret 2023 | 11:54
  • Aisyiyah Surabaya Terjunkan 30 Mubalighat untuk Kajian HPT SyiamMinggu 26 Maret 2023 | 11:42

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!