Oleh: Nashiirul Mu’minin
PWMU.CO – Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November bukan hanya sekadar tanggal dalam kalender, tetapi merupakan momentum penting untuk merenungkan kembali nilai-nilai kepahlawanan yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Dalam konteks Indonesia, hari ini menjadi pengingat akan pengorbanan dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan demi kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa.
Dalam upacara peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 10 November 2024, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya meneladani semangat perjuangan para pahlawan. “Setiap generasi menghadapi tantangan yang berbeda, namun cita-cita perjuangan harus tetap dipegang,” ujarnya. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kepahlawanan tidak boleh hilang ditelan zaman.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia, Meutya Hatta, juga menyoroti pentingnya pendidikan bagi generasi muda. “Generasi muda perlu memahami perjuangan para pendahulu,” katanya. Pendidikan yang baik akan membentuk karakter bangsa dan menanamkan rasa cinta tanah air. Hal ini sejalan dengan prinsip dalam al-Quran:
“إِنَّ اللّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa perubahan harus dimulai dari dalam diri kita sendiri. Dalam konteks ini, pemahaman akan sejarah dan nilai-nilai kepahlawanan menjadi kunci untuk membentuk generasi yang lebih baik.
Peringatan Hari Pahlawan tahun ini juga diwarnai dengan usulan untuk mengangkat Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo sebagai pahlawan nasional. Margono, yang merupakan kakek dari Presiden Prabowo Subianto, memiliki kontribusi besar dalam pendirian Bank Negara Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pengakuan terhadap jasa pahlawan harus terus dilakukan, dan tidak hanya terpaku pada nama-nama yang sudah terkenal.
Namun, di balik perayaan ini, ada tantangan besar yang harus dihadapi. Saat ini, banyak generasi muda yang lebih terfokus pada gadget dan media sosial, lupa akan pentingnya nilai-nilai kepahlawanan. Saifullah Yusuf, Menteri Sosial, menekankan perlunya sosialisasi yang lebih masif mengenai nilai-nilai kepahlawanan.
“Tema peringatan Hari Pahlawan, ‘Teladani Pahlawanmu dan Cintai Negerimu’, harus bisa direalisasikan,” ungkapnya.
Di sisi lain, kita juga dihadapkan pada fenomena hoaks dan berita palsu yang marak beredar. Nilai kepahlawanan saat ini perlu direformulasi agar relevan dengan konteks zaman. Kesabaran dalam mencari kebenaran dan tidak menyebarkan informasi yang salah adalah bentuk kepahlawanan yang dapat diterapkan oleh generasi muda saat ini.
Budi Gunawan, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, menambahkan bahwa perjuangan untuk kemerdekaan tidak pernah berhenti. “Kita harus menyesuaikannya dengan era kekinian,” ujarnya. Ini berarti bahwa nilai-nilai kepahlawanan harus diadaptasi untuk menghadapi tantangan modern, seperti radikalisasi dan ekstremisme.
Penting juga untuk mengingat bahwa kepahlawanan tidak hanya terlihat dalam medan perang. Hari Pahlawan adalah momen untuk menghargai semua bentuk pengabdian kepada bangsa, baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun lingkungan. Ketika kita melihat sosok-sosok yang berjuang untuk keadilan sosial dan lingkungan, kita juga sedang melihat wajah kepahlawanan masa kini.
Seiring dengan harapan masyarakat akan lahirnya sosok negarawan yang mampu mengedepankan kepentingan rakyat, kita perlu mengedukasi generasi muda tentang arti penting dari kepahlawanan. Menurut jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas, 95,9 persen responden berharap para penyelenggara negara saat ini bisa mencerminkan sosok negarawan.
Partisipasi aktif masyarakat dalam memperjuangkan nilai-nilai kepahlawanan dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti diskusi, seminar, dan kegiatan sosial. Dengan demikian, kita tidak hanya mengenang jasa pahlawan, tetapi juga meneruskan perjuangan mereka di era modern ini.
Dalam konteks ini, penting untuk mengedepankan pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai kepahlawanan. Hal ini sejalan dengan ajaran dalam agama, di mana kepahlawanan diartikan sebagai pengorbanan dan ketulusan. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik dan menjaga amanah:
“إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا”
(QS. An-Nisa: 58)
Dengan menyadari pentingnya nilai-nilai ini, diharapkan generasi muda dapat menjadi pelopor dalam menerapkan nilai kepahlawanan di kehidupan sehari-hari.
Hari Pahlawan seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus berjuang demi keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan. Setiap tindakan kecil yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi bentuk pengabdian kita kepada bangsa dan negara.
Akhirnya, mari kita semua berkomitmen untuk meneruskan perjuangan para pahlawan dengan menjalankan nilai-nilai kepahlawanan dalam tindakan nyata. Semoga semangat kepahlawanan selalu hidup dalam sanubari kita, sebagai generasi penerus bangsa.
Daftar Pustaka:
- Al-Qur’an Al-Karim.
- Meutya Hatta, “Pendidikan Kepahlawanan untuk Generasi Muda”.
- Gibran Rakabuming Raka, “Cita-Cita Perjuangan Para Pahlawan”.
- Saifullah Yusuf, “Nilai-Nilai Kepahlawanan di Era Modern”.
- Budi Gunawan, “Menjaga Nasionalisme di Kalangan Muda”.
- Ahmad Muzani, “Refleksi Hari Pahlawan”.
- Litbang Kompas, “Jajak Pendapat tentang Sosok Negarawan”.
- Kementerian Sosial RI, “Usulan Pahlawan Nasional”.
- Berita Kompas, “Peringatan Hari Pahlawan 2024”.
- Cokro Muda, “Perjuangan dan Kepahlawanan di Indonesia”.
Editor Wildan Nanda Rahmatullah