Dalam sesi yang memikat perhatian hadirin selama dua jam penuh, Dr. Abdullah menguraikan mekanisme neurobiologis di balik dampak Adverse Childhood Experiences (ACEs) terhadap kesehatan seksual.
Beliau memaparkan data-data penelitian terkini yang menunjukkan korelasi signifikan antara trauma masa kecil dengan berbagai manifestasi disfungsi seksual di masa dewasa, termasuk gangguan libido, disfungsi ereksi, dan kesulitan mencapai orgasme.
“Yang sering terabaikan adalah bagaimana ELS dapat memengaruhi attachment style dan kemampuan membentuk intimasi emosional,” tambah Dr. Abdullah.
“Individu dengan riwayat trauma masa kecil seringkali mengembangkan pola attachment yang tidak aman, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan intim yang sehat.”
Sesi tanya jawab berlangsung sangat interaktif, dengan partisipasi aktif dari mahasiswa dan praktisi medis yang hadir. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mencerminkan kedalaman pemahaman dan keingintahuan yang tinggi terhadap topik yang dibahas.
Salah satu highlight adalah diskusi mengenai pendekatan terapi integratif dalam menangani pasien dengan riwayat trauma masa kecil.
Dr. Abdullah menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam terapi, yang mengkombinasikan intervensi farmakologis dengan psikoterapi.
“Pemahaman mendalam tentang neuroplastisitas otak membuka peluang untuk intervensi terapeutik yang lebih efektif,” jelasnya.
“Kombinasi antara Cognitive Behavioral Therapy, trauma-focused therapy, dan jika diperlukan, farmakoterapi yang tepat, dapat membantu pasien mengatasi dampak trauma masa kecil terhadap fungsi seksual mereka.”
Acara ditutup dengan seremonial penyerahan plakat penghargaan kepada Dr. Abdullah Emad oleh pimpinan FK UM Surabaya.
Momen ini menandai penguatan hubungan akademis antara FK UM Surabaya dengan institusi pendidikan tinggi di Timur Tengah, khususnya Universitas Horus, Mesir.
Dr. Abdullah mengakhiri kunjungannya dengan mengekspresikan apresiasi atas antusiasme civitas akademika FK UM Surabaya.
“Saya terkesan dengan kualitas pertanyaan dan diskusi yang berkembang selama sesi ini. Hal ini mencerminkan standar akademik yang tinggi dari FK UM Surabaya,” ungkapnya.
Kuliah tamu ini merupakan bagian dari serangkaian program internasionalisasi FK UM Surabaya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Keberhasilan acara ini menjadi milestone penting dalam upaya fakultas untuk membangun jaringan kolaborasi internasional yang lebih luas, sekaligus mempersiapkan calon dokter yang memiliki wawasan global dan kompetensi yang mumpuni dalam memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada masyarakat.
Penulis Rahma Ismayanti Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan