Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim itu, terapi Butterfly Hug terbukti efektif dalam meningkatkan self-acceptance pada pelajar yang sebelumnya terlibat dalam perilaku self-harm. Teknik ini memberi mereka alat untuk mengelola perasaan mereka secara lebih positif, sehingga mereka dapat mengurangi perilaku melukai diri sendiri.
“Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan tim kami, beberapa faktor utama yang menyebabkan pelajar melakukan perilaku self-harm adalah masalah keluarga, tekanan sosial di lingkungan teman sebaya, serta pengaruh media sosial. Masalah keluarga yang tidak terselesaikan seringkali menjadi pemicu utama. Pelajar merasa tidak mendapatkan dukungan dari keluarga, yang menyebabkan mereka merasa tertekan dan kesepian,” jelas Wahyu.
Selain itu, masalah hubungan pertemanan juga bisa memperburuk keadaan, karena mereka merasa tidak mampu menyelesaikan masalah emosional mereka dengan teman-teman. Namun, faktor yang paling dominan adalah pengaruh dari media sosial. Banyak pelajar yang terjebak dalam tren di dunia maya, dan melakukan self-harm untuk menunjukkan kesedihan atau untuk mendapatkan perhatian dari banyak orang.
Dalam melakukan penelitian ini, mereka mendapati tantangan yang cukup intens. Apalagi ini merupakan topik yang cukup sensitif sehingga perlu adanya kehati-hatian dalam menyampaikan dan menengahi topik. Lebih jauh lagi, mereka berharapa seluruh pihak, mulai dari sekolah hingga orang tua, dapat bekerja sama untuk memberikan dukungan yang lebih baik kepada pelajar yang sedang menghadapi masalah kesehatan mental.
“Kami juga ingin Butterfly Hug dapat menjadi teknik terapi yang lebih dikenal dan diterima luas di kalangan pelajar,” katanya menambahkan. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah