PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2015 Prof Dr Din Syamsuddin MA diangkat Joko Widodo menjadi Utusan Khusus Presiden. Keputusan itu disampaikan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Senin (23/10/17). Dalam pengumuman tersebut, Presiden didampingi oleh Din Syamsuddin dan Mensesneg Pratikno.
“Hari ini saya telah mengangkat Prof Dr H Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, Prof Din Syamsuddin, sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama antar-Agama dan Peradaban,” ujar Jokowi di lokasi, Senin (23/10).
BACA Din Syamsuddin di Kyoto: Agama Harus Ikut Atasi Masalah Kemiskinan dan Buta Aksara
Sesuai dengan Kepres No 64/M Tahun 2017, ada 3 tugas khusus yang diberikan Presiden Jokowi kepada Din Syamsuddin. Pertama, mengembangkan dialog dan kerjasama antar-agama, baik ke dalam dan ke luar negeri dengan mempromosikan kerukunaan antaragama di Indonesia.
Kedua, mengembangkan dialog dan kerjasama antarbangsa atau peradaban dengan mempromosikan kebudayaan atau peradaban Indonesia berdasarkan Pancasila.
Ketiga, secara khusus mempromosikan kehidupan umat Islam Indonesia berdasarkan prinsip washatiyah atau rahmatan lil alamin ke dalam dan luar negeri.
BACA JUGA Di Rusia, Din Syamsuddin Bicara tentang Kemitraan Ramah Islam
“Saya menerima penugasan ini sebagai bentuk pengabdian bagi bangsa dan negara, terutama dalam situasi dunia yang kacau balau dan mencerminkan ketakpastian,” kata Din Syamsuddin usai menerima penunjukkan itu, di Istana Negara.
Din mengatakan, Indonesia dituntut berperan sesuai amanat Pembukaan UUD 1945 yakni ikut memelihara ketertiban dunia dan mewujudkan perdamaian abadi.
Sebenarnya, kata Din, tugas baru ini merupakan kegiatannya selama ini, baik sebagai President of Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) maupun Co-President of World Conference of Religions for Peace (WCRP), serta Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC).
BACA JUGA: Saat Din Syamsuddin Fasih Bicara soal Pelestarian Hutan di Oslo-Norwegia
“Semula saya sarankan kepada Presiden Jokowi agar menunjuk orang lain, namun Bapak Presiden sangat berharap saya membantu tugas negara ini. Maka dengan Bismillah saya menerimanya,” kata Din kepada PWMU.CO, Senin (23/10/17) malam.
Din menceritakan, bahwa dia sempat mengajukan syarat kepada Presiden agar sebagai akademisi tetap bisa bersikap kritis terhadap kebijakan negara. “Dan sebagai Muslim melakukan amar makruf nahi munkar,” ucapnya.
Apa alasan Jokowi menunjuknya? Kepada wartawan dia mengungkapkan bahwa Din dipandang memiliki fondasi yang kuat dalam mengelola kerukunan agama.
“Beliau sudah menjalankan, tidak mencari lagi. Sudah ada fondasi kuat sebagai ketua konferensi Asia dan dunia untuk perdamaian dan agama,” kata Jokowi, seperti dikutip detik.com (Senin, 23/10/17)
Meski demikian, Jokowi mengatakan Din sempat ragu untuk menerima tugas tersebut. Namun akhirnya amanah tersebut diterima oleh Din.
“Sudah jelas dan konkret, meski awalnya beliau ragu dan saya sampaikan ini untuk kepentingan negara dan bangsa. Setelah dua minggu beliau bisa,” katanya.
Jokowi menjelaskan, tujuan utama dari tugas baru Din yang juga menjadi Ketua Dewan Kehormatan MUI itu adalah untuk dalam negeri terlebih dahulu. Meski tak bisa dipungkiri banyak dari negara lain yang bergarap mendapat masukan dari Indonesia soal kerukunan umat beragama.
“Terutama dalam negeri bangun sebuah kerukunan antaragama. Luar negeri banyak tugas kita diharapkan negara lain misalnya Afghanistan, Palestina, bisa masuk ke Rohingya,” kata Jokowi.
Selamat Pak Din! (MN)