
PWMU.CO – Kepala SMP Muhammadiyah 4 Porong, Abdur Razaq, menyambut hangat para peserta Pelatihan Jaya Melati 1 yang diselenggarakan di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Porong, Sidoarjo. Sebanyak 60 peserta dari Zona 3, meliputi Surabaya, Madura, Gresik, Lamongan, Nganjuk, Tuban, Bojonegoro, dan sekitarnya, turut serta dalam kegiatan ini.
Pelatihan Jaya Melati 1, yang diadakan oleh Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Timur, berlangsung selama kurang lebih tiga pekan pada bulan Desember, dimulai dari tanggal 6 hingga 31 Desember 2024. Pelatihan ini menggunakan metode daring dan luring yang wajib diikuti seluruh peserta sebagai syarat kelulusan.
Pembukaan Kegiatan Luring
Pada Kamis (26/12/2024), kegiatan luring pertama resmi dimulai. Dalam acara pembukaan, Ustaz Abdur Razaq menyampaikan motivasi dan pesan kepada para peserta pelatihan. Dengan penuh kehangatan, dia menyambut para peserta dengan ucapan “Ahlan wa Sahlan” yang berarti “Selamat datang.”
Dalam sambutannya, ia mengungkapkan, “Selamat datang, manfaatkanlah semua fasilitas yang ada di Amal Usaha Muhammadiyah ini.” Razaq menekankan bahwa MBS Porong merupakan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) milik bersama, sehingga ia merasa senang dan bangga tempat ini dijadikan lokasi pelatihan oleh para kader Hizbul Wathan.
Makna Sambutan dan Pesan Motivasi
Abdur Razaq menjelaskan bahwa makna “Ahlan wa Sahlan” menggambarkan rasa kekeluargaan. Menurutnya, ketika sesuatu yang sulit dapat menjadi mudah, maka hubungan kekeluargaan akan terjalin lebih erat. Ia juga berharap agar Hizbul Wathan sering menggunakan MBS Porong untuk kegiatan serupa.
“Saya sangat gembira dan bangga jika MBS Porong dijadikan tempat pelatihan. Amal Usaha ini membutuhkan kontribusi figur-figur seperti peserta Pelatihan Jaya Melati 1 ini,” ujarnya.
Berbeda dari kebanyakan tuan rumah yang merasa kerepotan, Abdur Razaq justru menyambut antusias. Ia percaya bahwa memuliakan tamu adalah kewajiban seorang pemimpin Amal Usaha Muhammadiyah. Baginya, memuliakan tamu akan membawa berkah, menghilangkan keburukan, dan mendatangkan rezeki bagi Amal Usaha tersebut.
Pujian untuk Hizbul Wathan
Ia juga memuji Hizbul Wathan yang telah lama menerapkan “kurikulum kesengsaraan” dalam mendidik para kader. Menurutnya, kurikulum tersebut bertujuan membentuk kader yang siap ditempatkan di mana saja dan dalam kondisi apa pun, baik dalam situasi yang menyenangkan maupun penuh keterbatasan.
Dengan fasilitas yang tersedia, para kader diharapkan mampu menerima dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, sesuai semangat pandu Hizbul Wathan. (*)
Penulis Rijal Vredy Editor Wildan Nanda Rahmatullah