
PWMU.CO – Pada penghujung tahun 2024, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta kembali meraih penghargaan tingkat nasional.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pendidikan Nonformal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sebagai sekolah unggul dengan predikat Unggul Utama tingkat nasional.
Penghargaan ini terdiri atas tiga tingkatan. Tingkatan teratas ialah predikat Unggul Utama, disusul Unggul Madya, dan terakhir Unggul Pratama.
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menjadi satu-satunya SMA Muhammadiyah di Provinsi DIY yang berhasil meraih predikat Unggul Utama tingkat nasional.
Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas konsistensi sekolah dalam mencetak lulusan yang berprestasi, berwawasan global, mandiri, dan berakhlak mulia.
Penilaian dilakukan berdasarkan berbagai indikator, termasuk kualitas pendidikan, pengelolaan sekolah, inovasi program keahlian, serta kontribusi sekolah terhadap pengembangan masyarakat dan dakwah Islam.
Penghargaan ini menjadi bukti keberhasilan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam menghadirkan pendidikan Islam yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman, sekaligus berpedoman pada al-Quran dan as-Sunnah.
Kepala SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Drs H Herynugroho MPd mengaku bersyukur atas penghargaan ini.
“Alhamdulillah, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ditetapkan sebagai sekolah unggul dengan predikat Unggul Utama oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pendidikan Nonformal PP Muhammadiyah.
Terima kasih kepada semua pihak atas kerja samanya selama ini, terutama bapak dan ibu guru, tenaga kependidikan, peserta didik, dan alumni. Semoga ke depan kami dapat menjadi lebih baik,” katanya.
Penghargaan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Drs H Herynugroho MPd juga memaparkan berbagai prestasi yang diraih SMA Muhi selama setahun terakhir. Di antaranya adalah predikat akreditasi A dengan nilai 99, penghargaan Revolusi Mental dari Wakil Presiden RI untuk kategori Pengelolaan Koperasi Siswa.
Lalu, penghargaan Adiwiyata tingkat nasional, serta pencapaian 431 kejuaraan selama tahun ajaran 2023/2024. Rinciannya adalah 50 kejuaraan tingkat Kota Yogyakarta, 63 tingkat Provinsi DIY, 314 tingkat nasional, dan 4 kejuaraan tingkat internasional.
“Prestasi bergengsi terakhir adalah medali emas dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2024 tingkat nasional atas nama Zufar Romeo Tetragani, siswa kelas XII MIPA 3, untuk kategori Pengembangan Usaha Bidang Kriya,” pungkasnya.
Menurut Marsuni SPd selaku Wakil Kepala Bidang Kurikulum, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta telah membuka dua kelas internasional program Global Assessment Certificate (GAC).
Peserta didik di kelas internasional ini dibekali kemampuan global untuk melanjutkan pendidikan di lebih dari 100 universitas di seluruh dunia yang tergabung dalam GAC/ACT Pathway University. Universitas tersebut berlokasi di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Meksiko.
“Nantinya, lulusan kelas internasional GAC ini akan mendapatkan ijazah GAC-ACT dan ijazah nasional. Selain itu, seluruh peserta didik kelas X mendapatkan tambahan pembelajaran Bahasa Inggris gratis dari Teachcast with Oxford.
Pengajarnya didatangkan langsung dari Amerika Serikat secara daring, dan program ini berlangsung selama satu tahun penuh. Peserta juga mendapatkan sertifikat internasional yang dapat digunakan untuk mendaftar ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.
Saat ini, PPDB SMA Muhi telah memasuki gelombang kedua. Masyarakat yang tertarik dapat mengakses https://ppdb.smumuhi-yog.sch.id,” papar Marsuni, SPd.
Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr Irwan Akib MPd menyampaikan konsep sekolah unggulan Muhammadiyah yang harus unggul dalam cara kerja, pelayanan, dan hasilnya.
Ia menegaskan lima pilar utama sekolah unggulan Muhammadiyah, yaitu kurikulum berbasis nilai Muhammadiyah dengan Ismuba sebagai nafas utama, sumber daya manusia yang kompeten dan inovatif. Kemudian, manajemen pelayanan berkualitas tinggi, fasilitas kesehatan sekolah yang prima, serta langkah strategis menghadapi tantangan pendidikan.
“Sekolah unggulan itu harus bekerja lebih unggul. Kuantitas harus dibarengi kualitas, dan kepala sekolah harus punya terobosan,” tegasnya.
Penulis Yusron Ardi Darmawan Editor Zahra Putri Pratiwig