
PWMU.CO – Di sela menyambut persiapan semester 2, guru-guru SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb School) mengikuti kegiatan Teacher Training dalam rangka meningkatkan kompetensi guru menyusun soal Higher Order Thinking Skills (HOTS), dan aplikasinya dalam pembelajaran.
Acara berlangsung di Averroes Hall SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik dengan menghadirkan Wakil Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr Endang Suprapti SPd MPd, Senin (30/12/2024).
HOTS menurutnya merupakan suatu proses berpikir seseorang yang tidak hanya mampu menghafal, namun mampu memaknai suatu permasalahan yang memerlukan analisis, ide-ide kreatif, mengasosiasi, hingga menarik kesimpulan dari berbagai informasi baru yang diperoleh.
Tujuannya adalah membantu siswa meningkatkan kemampuan dalam menganalisis atau memahami suatu permasalahan berupa informasi secara lebih kritis dan kreatif dalam memperoleh hasil akhir. Adapun level untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi ialah menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Endang menyampaikan kecakapan penting di abad 21 adalah kreativitas/creativity dimana peserta didik diharapkan dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif dan dengan strategi baru.
Kemudian juga menekankan pentingnya berpikir kritis/critical thinking, dimana peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan berpikir logis, rasional, dan kritis.
Selanjutnya, tentang kerjasama/collaboration, dimana peserta didik diharapkan memiliki kemampuan bekerja dalam tim, menghargai perbedaan pendapat, dan memiliki tingkat toleransi yang tinggi untuk mencapai tujuan bersama.
Terakhir adalah komunikasi/communication, dimana peserta didik dapat berkomunikasi secara luas dalam tim maupun secara personal, menerapkan informasi yang diperoleh dan mampu berargumen secara komprehensif.
Setelah mendapatkan materi, peserta praktik membuat contoh soal HOTS. Di sela-sela membuat soal HOTS, salah satu guru kelas 2, David Alghifari mengajukan pertanyaan.
“Ada problem ketika kita menggunakan soal HOTS, siswa cenderung enggan membaca soal secara menyeluruh dan memahaminya. Dari situ apakah soal kurang HOTS atau pemahaman literasinya?,” tanyanya.
Endang memberikan jawaban, “Terkadang kita kurang teliti dalam menyelesaikan soal HOTS. Kita belum terbiasa memberikan soal HOTS. Keinginan tidak ada, sehingga tidak bisa mengerjakan. Jadi harus tetap kita berikan soal HOTS untuk kelas 1 dan 2. Levelnya juga jangan berat-berat. Untuk kelas 1 dan 2 berikan soal cerita yang sifatnya ringan,” tandasnya.(*)
Penulis Kaiisnawati Editor Zahrah Khairani Karim