
PWMU.CO – Rombongan 217 guru, karyawan, dan keluarganya dari SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik berwisata ke Pulau Dewata Bali pada Sabtu hingga Senin (25-27/01/2025) dalam acara Family Gathering Goes to Bali.
Rombongan tersebut berangkat ke Bali dengan 5 bus eksekutif berwarna ungu yang dilengkapi fasilitas lengkap dan mewah.
Rombongan ini mulai melewati Tol Bali Mandara pada Ahad (26/01/2025). Mereka merasa sangat beruntung saat bus melaju, karena dari arah berlawanan muncul pesawat jet yang hendak mendarat, dengan latar belakang Patung Garuda Wisnu Kencana yang terlihat dari kejauhan. Setelah itu, semua guru dan karyawan SDMM melanjutkan perjalanan untuk berkunjung ke Cening Bagus, tempat pementasan Tari Barong.
Pementasan Tari Barong yang akan dikunjungi adalah Putra Barong yang terletak di area Pura Inti Cening Bagus, Wilayah Sukawati.
“Saat ke Bali, tidak hanya melihat pantai, tetapi juga melihat salah satu budaya yang terkenal di sini, contohnya Tarian Barong,” ujar Bli I Nyoman Coki Satia Brabawangsa, atau yang akrab disapa Bli Kenter alias Ganteng, sebagai pemandu wisata saat di Bali.
Coki pun kemudian menceritakan tentang sistem kasta di Bali, di mana kasta tertinggi adalah Brahmana, yang kebanyakan merupakan tokoh yang dihormati oleh masyarakat Bali.
“Umumnya, Brahmana selalu memimpin upacara-upacara keagamaan, dan banyak dari mereka dipanggil Gus,” tuturnya.
Selain itu, ia juga bercerita tentang Tarian Barong, yang terkenal dengan kisah hantunya yang disebut Leak.
“Bicara tentang hal ghaib, kadang memang tidak masuk akal, jadi kaitannya adalah bahwa Tarian Barong selalu bersinggungan dengan Leak,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa Tarian Barong ada dua macam, yaitu pementasan untuk upacara dan pementasan seni tari.
Coki kemudian menceritakan secara singkat tentang asal usul Tari Barong yang erat kaitannya dengan upacara di Pura Dalam. Ia menjelaskan bahwa pementasan Calonarang, sebuah pementasan keagamaan yang mengisahkan bangke matah (mayat baru), yaitu pementasan untuk mengambil arwah dari bangke matah dan memanggil para Leak agar mau berkumpul di Pura.
“Kalau Leak berani mengambil arwah tadi, maka roh tersebut akan meninggalkan mayatnya untuk selamanya, alias meninggal,” imbuh Coki.
Sesampainya di tempat pementasan di Desa Batu Bulan, Kecamatan Sukawati, yang diberi nama Putra Barong, guru dan karyawan SDMM duduk di tribun yang menghadap ke tempat upacara atau tempat pertunjukan, dengan latar gerbang Pura. Di sisi kiri panggung, tampak sekelompok orang bersiap-siap dengan gamelan Bali.
Alunan gamelan Bali mulai ditabuh, menambah kesan budaya Bali yang kental. Pertunjukan yang menarik dari kisah Barong pun satu per satu tersaji, dimulai dari Barong yang berbentuk hewan raksasa, kera yang tak lain adalah teman Barong, hingga cerita yang berbalut magis nan indah. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid Editor Ni’matul Faizah