
PWMU.CO – “Dosa pertama di muka bumi dan amalan hamba Allah yang dijamin surga” menjadi tema yang diangkat oleh Samsuddin SPd dalam Kuliah Tujuh Menit (Kultum) Shubuhnya dalam acara Baitul Arqam guru dan karyawan yang ada di bawah naungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas, Gresik pada Jumat (31/1/2025).
Dalam acara yang digelar di Royal Tretes View Hotel and Convention tersebut, Samsuddin menyampaikan kisah perseteruan antara dua putra Nabi Adam, yaitu Qabil dan Habil, yang masih dikenal hingga saat ini. Atas bisikan iblis, Qabil yang diliputi rasa iri dan dengki akhirnya membunuh Habil.
“Sungguh kedengkian itu berbahaya dan dapat merusak segala kebaikan,” ujar Guru al-Islam SD Almadany tersebut.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, “Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.”
Samsuddin kemudian menceritakan sebuah kisah, yakni suatu ketika, seusai melaksanakan shalat berjamaah bersama para sahabat, Rasulullah SAW berkata, “Sebentar lagi akan datang seseorang yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT.”
Tak lama kemudian, datanglah seorang pria yang masuk ke masjid untuk melaksanakan shalat, lalu pergi setelah menyelesaikannya.
Keesokan harinya, Rasulullah SAW kembali mengucapkan hal yang sama dan pria yang sama pun muncul. Kejadian ini terus berulang hingga tiga kali berturut-turut.
Peristiwa ini menimbulkan rasa penasaran bagi Abdullah bin Amr. Ia kemudian mendatangi rumah pria yang dikatakan telah dijamin masuk surga.
Setelah tiba, ia mengetuk pintu, dan ketika pria tersebut membukanya, Abdullah bin Amr berkata bahwa ia sedang menghadapi sedikit masalah dengan ayahnya dan berjanji untuk tidak menemuinya selama tiga hari ke depan. Ia pun meminta izin untuk menginap di rumah pria tersebut selama tiga hari dan pria itu pun mengizinkannya.
Selama tiga hari, Abdullah bin Amr mengamati setiap perbuatan pria tersebut. Namun, ia tidak menemukan satu pun ibadah istimewa yang dilakukan. Bahkan, pria itu jarang melaksanakan shalat malam. Satu-satunya hal yang Abdullah perhatikan adalah kebiasaannya berzikir sebelum tidur.
Setelah menginap selama tiga hari, Abdullah bin Amr pun berpamitan. Sebelum pergi, ia pun jujur menceritakan maksud dari kedatangannya. Ia mengakui bahwa ia tidak sedang bertengkar dengan ayahnya, melainkan hanya merasa penasaran mengapa Rasulullah SAW selalu menyebut pria tersebut sebagai seseorang yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT.
Dengan segala kerendahan hati pria tersebut kemudian berkata, “Aku memang tidak punya amalan khusus, hanya saja aku selalu berusaha memaafkan mereka yang menyakitiku, baik sengaja maupun tidak sengaja, serta menghilangkan rasa benci, iri dan dengki kepada semua orang”. (*)
Penulis Mahfudz Efendi Editor Ni’matul Faizah