
PWMU.CO – Siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Taman, Sidoarjo (Smamita) melaksanakan Final Project di ruang kelas XII lantai 5. Kegiatan ini bertujuan sebagai pemenuhan nilai ujian nasional dan berjalan dengan lancar, Kamis (20/1/2025).
Kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah penguji di antaranya Koordinator Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Dr Makmun Hidayat SPd MPd, Dosen Ilmu Administrasi Negara Universitas Negeri Surabaya, Ahmad Nizar Hilmi SAP MPA, Dosen Biologi Universitas Negeri Surabaya, Dr Wirdatun Nafisah MSi dan Sari Kusuma Dewi SSi MSi.
Keempat dosen penguji tersebut memberikan apresiasi terhadap kegiatan Final Project yang dilakukan oleh siswa kelas XII Smamita.
“Mengenai kegiatan Final Project ini, saya merasa kagum dengan kreativitas dan ide-ide brilian siswa-siswi Smamita. Bahkan, untuk ukuran siswa SMA, ini merupakan hal yang luar biasa. Mereka mampu memikirkan sesuatu yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain sebelumnya,” ujar Ahmad Nizar.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun hanya terpaut satu generasi, perbedaan antara generasi milenial dan generasi Z cukup signifikan. Generasi milenial cenderung berpikir secara linear dengan fokus pada satu tujuan, sementara generasi Z memiliki pola pikir yang lebih bebas dan kreatif dalam mewarnai dunia mereka.
Menurutnya, diadakannya ujian Final Project merupakan suatu hal yang positif. Namun, ia berpendapat bahwa penilaian akan kurang optimal jika hanya berdasarkan proyek tanpa adanya ujian tulis.
“Kegiatan ini sangat baik, karena memberikan apresiasi kepada siswa atas karya yang mereka hasilkan selama di bangku SMA. Namun, menurut saya, hal ini berpotensi menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia, karena nilai atau kecerdasan siswa tidak terukur secara jelas tanpa adanya ujian tulis,” tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa jika Ujian Nasional (UN) kembali diberlakukan, ia mengaku khawatir dengan gaya belajar anak-anak. Selama ini, mereka dibentuk dengan pola pikir yang bebas dan kreatif. Ia khawatir bahwa UN justru akan membatasi kemampuan spesial yang mereka miliki.
Sementara itu, Dr Makmun memberikan tanggapan yang serupa dengan Nizar, hanya saja Makmun merasa tanpa adanya UN, anak-anak akan tetap mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tergantung bagaimana mereka dibimbing.
“Final Project yang diadakan ini memerlukan ide dan gagasan yang menjadi aspek penting dalam meningkatkan literasi membaca, literasi digital, dan berbagai keterampilan lainnya. Saya sangat terkesan dengan produk yang mereka hasilkan, terutama yang berkaitan dengan dunia digital. Namun, sangat disayangkan bahwa produk yang bagus ini, tidak sepenuhnya diimbangi dengan artikel yang berkualitas,” kata Makmun.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun UN dipertimbangkan kembali, proyek ini tetap layak untuk dilanjutkan.
“Dalam proses pembuatan konten atau produk, siswa dituntut untuk mempertimbangkan aspek matematis, literasi, serta berbagai kecerdasan lainnya, seperti problem solving dan public speaking, yang dapat menjadi cerminan kompetensi mereka,” pungkasnya.
Koordinator Final Project, Riskiyani SPd menjelaskan bahwa ujian akhir Final Project di Smamita ini merupakan pengganti Ujian Nasional. “Hasil penilaian dari Final Project ini akan diakumulasikan dengan nilai ujian sekolah untuk menjadi nilai akhir yang tercantum dalam ijazah,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa Final Project ini wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas XII, karena sekolah masih menggunakan Kurikulum 2013 sebagai pengganti Ujian Nasional.
“Terdapat lima tema yang dapat dipilih oleh siswa, yaitu MIPA, pendidikan, sosial, prakarya dan kewirausahaan, serta tata boga,” jelasnya.
Ia juga mengakui bahwa, jika melihat minat siswa, sebagian besar lebih tertarik pada prakarya dan kewirausahaan, khususnya yang berkaitan dengan bisnis makanan. Oleh karena itu, pihak sekolah telah menyiapkan beberapa ruang ujian yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
“Saya berharap semua siswa memiliki kebiasaan membaca dan menulis. Dengan begitu, mereka dapat memperluas wawasannya melalui berbagai sumber. Tidak hanya itu, saya juga berharap mereka mampu menulis karya ilmiah agar terbiasa melakukan penelitian. Tentu saja, ini akan menjadi bekal berharga bagi mereka untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya,” harapnya. (*)
Penulis Nashiiruddin Editor Ni’matul Faizah