
PWMU.CO—Pengajian Muhammadiyah Cabang Laren yang digelar di Ranting Muhammadiyah (PRM) Brangsi, Sabtu (1/2/2025), berlangsung dalam suasana penuh kekhidmatan dan kebersamaan.
Lebih dari sekadar forum kajian keislaman, acara ini menjadi momentum penting bagi warga Muhammadiyah se-Cabang Laren untuk memperkuat solidaritas dalam membangun ekonomi umat melalui jalur persyarikatan.
Pengajian ini menghadirkan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Hidayaturrahman SE MM, sebagai pembicara.
Dalam materinya yang bertema “Penguatan dan Pemberdayaan Ekonomi Persyarikatan Muhammadiyah,” ia menekankan bahwa ekonomi yang kuat adalah pilar penting dalam dakwah Muhammadiyah.
“Dakwah dan bisnis harus berjalan seiring. Ketika saya menjadi Ketua PDM Kabupaten Blitar, fokus utama saya adalah bagaimana mencari dana untuk menggerakkan organisasi. Alhamdulillah, saat saya meninggalkan PDM, saldo kas organisasi meningkat lebih dari 20–30 kali lipat dari periode sebelumnya,” ujarnya.
Hidayaturrahman berbagi pengalaman panjangnya dalam dunia bisnis dan kepemimpinan di Muhammadiyah. Ia mengisahkan perjalanannya dari anggota Majelis Ekonomi hingga menjabat sebagai Wakil Ketua PWM Jawa Timur.
“Saya berasal dari keluarga yang aktif di Muhammadiyah. Ayah saya adalah Ketua PDM Kabupaten Blitar, ibu saya menjadi ketua PD Aisyiyah, dan kini giliran saya meneruskan perjuangan mereka. Dalam keluarga kami, kaderisasi kepemimpinan dan bisnis berjalan seiring. Saya ingin menularkan hal ini kepada warga Muhammadiyah di sini,” tuturnya.
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha di Muhammadiyah
Hidayaturrahman mengajak peserta pengajian untuk lebih serius dalam membangun ekonomi berbasis jamaah.
“Kita sering mendengar hadis bahwa sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan. Namun, di banyak kepengurusan Muhammadiyah, yang benar-benar berdagang masih sedikit. Ini yang perlu kita perbaiki. Muhammadiyah harus lebih berani masuk ke sektor bisnis, baik melalui individu maupun kolektif,” katanya.
Ia kemudian berbagi pengalamannya sebagai pengusaha yang telah memasok telur dan ayam untuk McDonald’s serta menjalankan proyek di Freeport selama bertahun-tahun.
“Saya ingin Muhammadiyah di Lamongan ini punya kontribusi nyata dalam ekonomi. Jika ada peluang bisnis, mari kita diskusikan dan wujudkan bersama. Jangan hanya berpikir menjadi pegawai, tetapi bagaimana kita bisa menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi umat,” tambahnya.
Di akhir sesi, Hidayaturrahman menegaskan bahwa Muhammadiyah harus menjadi pelopor dalam membangun ekosistem bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
“Ekonomi adalah pilar dakwah. Dengan ekonomi yang kuat, gerakan kita akan lebih kokoh. Mari kita jadikan kajian ini sebagai titik awal perubahan menuju Muhammadiyah yang lebih mandiri dan berdaya,” pungkasnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan