
Sebuah Perjalanan yang Tak Disangka Menjadi Perpisahan
PWMU.CO- Malam itu, Kamis, 23 Januari 2024, perjalanan bersejarah dimulai. Kami—Ramanda Fathurrahim Syuhadi, Yusman, Abidin, Gunawan, saya sendiri, serta Bunda Maharti dan Bunda Iffa Maudya Utami—berangkat dari Terminal Bungurasih, Surabaya. Tidak ada firasat apa pun. Hanya semangat untuk sebuah tugas mulia di Sumenep dan Kangean.
Di dalam mobil, Ramanda Yusman berbincang santai. Tak ada keluhan, tak ada tanda-tanda kelelahan. Hanya rencana-rencana untuk masa depan Hizbul Wathan.
Hari-Hari Terakhir Seorang Pejuang
Jumat, 24 Januari 2024 – Senyumnya di Pantai Slopeng
Pagi di Sumenep terasa penuh semangat. Kami menghadiri pelantikan Kwarda HW di SMA Muhammadiyah 1 Sumenep. Ramanda Yusman tampak bangga menyaksikan generasi muda berkomitmen dalam perjuangan.
Siang setelah sholat Jumat, setelah Ramanda Fathurrahim Syuhadi khutbah di masjid Babussalam kami menuju Pantai Slopeng. Di sana, kami menikmati rujak khas setempat. Ramanda Yusman tampak lahap, sesekali tersenyum melihat kami yang makan dengan penuh selera.
Sore itu, ia juga sempat bertemu putri keduanya di Panti Asuhan Muhammadiyah. Momen penuh kehangatan. Tak ada yang tahu, itu adalah pertemuan terakhirnya dengan putrinya yang tinggal di Sumenep
Malam harinya, meski lelah, ia tetap mengikuti rapat Kwarwil HW secara online. Dedikasinya tak pernah surut.
Sabtu, 25 Januari 2025 – Menuju Kangean, Takdir Menunggu di Seberang Lautan
Kami bertolak ke Kangean dengan kapal cepat dari Pelabuhan Kalianget. Laut begitu tenang. Ramanda Yusman duduk santai, menikmati perjalanan. Tak banyak bicara, hanya senyuman yang menghiasi wajahnya.
Saat tiba di Arjasa, kami disambut hangat. Ramanda Yusman turut mendampingi pelantikan Kwarcab HW setempat. Malamnya, ia beristirahat lebih awal bersama Ramanda Fathurrahim Syuhadi
Ahad, 26 Januari 2025 – Api Unggun dan Lagu Perpisahan
Hari itu, Ramanda Yusman mengajar semaphore di pos tiga. Sore harinya, kami menyiapkan api unggun.
Saat giliran pelatih diminta tampil, ia maju dan mengajarkan lagu perpisahan. Suaranya mengalun, diikuti oleh peserta yang menyanyikannya bersama.
Tanpa ada yang menyadari, itu adalah nyanyian terakhirnya.