
PWMU.CO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Kelompok 35 menggelar sosialisasi dan pelatihan pembuatan sabun cuci piring berbahan dasar jeruk nipis di Balai Desa Ketapanglor.
Kegiatan yang berlangsung pada Ahad (2/2/2025) malam ini diikuti oleh perangkat desa, ibu-ibu PKK, serta pemuda karang taruna setempat.
Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap anjloknya harga jual jeruk nipis di wilayah tersebut. Melihat potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal, mahasiswa KKN UMG berupaya mengolah jeruk nipis menjadi produk bernilai jual tinggi.
Mereka menciptakan sabun cuci piring dengan merek “Lor Wash”, sekaligus menyusun strategi pemasaran agar produk ini dapat berkembang menjadi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berkelanjutan.
Kolaborasi Ilmu untuk Kemandirian Ekonomi
Acara diawali dengan sambutan dari Adam, Ketua KKN Kelompok 35, yang menjelaskan pentingnya inovasi berbasis potensi lokal. Dukungan juga datang dari Falakhul Ahsyar, selaku Penanggung Jawab Desa Ketapanglor, yang mengapresiasi langkah mahasiswa dalam membantu meningkatkan nilai ekonomi jeruk nipis.
Dalam sesi pertama, Shafira, salah satu mahasiswa KKN, memperkenalkan sabun cuci piring “Lor Wash” kepada peserta. Ia menjelaskan manfaat produk, bahan-bahan yang digunakan, serta keunggulan sabun berbahan alami ini dibandingkan dengan produk komersial.
Para mahasiswa KKN dari berbagai program studi turut memberikan materi yang relevan untuk mendukung keberlanjutan usaha ini:
- Mahasiswa Prodi Hukum menjelaskan pentingnya Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) guna melindungi merek dagang dari pembajakan.
- Mahasiswa Teknik Informatika memberikan panduan tentang cara memasarkan produk di aplikasi Shopee, mulai dari pembuatan akun hingga strategi optimalisasi etalase toko online.
- Mahasiswa Prodi Manajemen membagikan wawasan mengenai teknik pemasaran digital untuk meningkatkan daya tarik produk.
- Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris menyoroti pentingnya penggunaan bahasa Inggris dalam branding, agar produk lebih mudah diterima di pasar yang lebih luas.
- Mahasiswa Teknik Industri memperkenalkan desain kemasan produk “Lor Wash”, yang dirancang agar menarik dan fungsional.
Praktik Langsung
Setelah sesi teori, peserta dibagi menjadi lima kelompok untuk praktik langsung pembuatan sabun cuci piring. Dengan bahan-bahan seperti jeruk nipis, texapon, garam, pewarna, dan air, warga dengan antusias mencoba mencampur dan mengolah bahan-bahan tersebut hingga menjadi produk siap pakai.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi masyarakat, tetapi juga membuka peluang usaha berbasis sumber daya lokal. Dengan modal yang relatif kecil, warga dapat mengembangkan produksi sabun cuci piring sebagai alternatif usaha rumahan yang menjanjikan.
Melalui program ini, mahasiswa KKN UMG Kelompok 35 berharap produk “Lor Wash” dapat menjadi langkah awal bagi warga Ketapanglor untuk mengembangkan usaha berbasis inovasi. Selain mengatasi harga jeruk nipis yang anjlok, inisiatif ini juga berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi desa.
Dengan kolaborasi ilmu dari berbagai bidang, serta semangat inovasi dan kewirausahaan, program ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat. (*)
Penulis Sasak Pamuji Santoso Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan