
Oleh Dr KH Nurbani Yusuf – Wakil Ketua PDM Batu dan Pengasuh Komunitas Padhang Makhsyar
PWMU.CO – Islam menganut kebenaran mayoritas. Dan kebenaran mayoritas mendekati ijma’ dengan ‘margin error’ yang sangat limit.
***
Potensi perilaku menyempal dan menyendiri dari jamaah itu telah ada sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan mencapai puncaknya pada masa kekhalifahan setelah Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar.
Kelompok ini kecil, tapi beringas dan lantang suaranya. Mereka ini disebut kelompok khawarij. Kelompok tersebut memiliki sifat merasa “paling”, yaitu merasa paling paham tentang Al-Qur’an, dan bahkan merasa paling saleh daripada Rasulullah saw. Mereka mengklaim pemegang otoritas untuk memvalidasi mana yang sunah dan mana yang bid’ah dengan ukuran yang mereka bikin sendiri. Bahkan mereka merasa yang berhak menentukan siapa muslim dan siapa kafir.
Sungguh merupakan perilaku yang berlebihan dalam beragama, yang sering membikin kegaduhan karena senang mengkafirkan dan menyesatkan sesama mukmin yang karena tidak sepaham.
***
Kelompok ini jumlahnya sangat sedikit tapi biang gaduh. Orang-orang yang suka menyempal dan menyendiri seperti itu berpotensi berpikir model Khawarij. Selogis apapun hujjah tetap saja menyelisihi mayoritas adalah hal yang kurang patut dan rentan diterkam srigala, seperti halnya domba keluar dari kawanan.
Nabi saw bersabda:
حدثنا العباس بن عثمان الدمشقي . حدثنا الوليد بن مسلم . حدثنا معاذ بن رفاعة السلامي . حدثني أبو خلف الأعمى قال سمعت أنس بن مالك يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم : يقول إن أمتي لا تجتمع على ضلالة . فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم
“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisihan maka ikutilah kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham).”
HR Ibnu Majah.
لا يجمع الله أمر أمتى على ضلالة أبدا اتبعوا السواد الأعظم يد الله على الجماعة من شذ شذ فى النار
“Allah tidak akan membiarkan ummatku dalam kesesatan selamanya. Ikutilah As-Sawad Al-A’zhom. Tangan (rahmah dan perlindungan) Allah bersama jamaah. Barangsiapa menyendiri dan menyempal, ia akan menyendiri dan menyempal di dalam neraka.”
***
Rasulullah saw sudah memberi pedoman kepada kita untuk mengikuti as-sawaad al-a’zhom (jama’ah kaum muslimin yang terbanyak .Karena kesepakatan mereka (as-sawaad al-a’zhom) mendekati ijma’. Kemungkinan kelirunya sangatlah kecil.
al-Imam as-Suyuthi rahimahullaah menafsirkan kata “As-sawadul A’zhom” sebagai sekelompok (jamaah) manusia yang terbanyak, yang bersatu dalam satu titian manhaj yang lurus (lihat: Syarah Sunan Ibnu Majah: 1/283). Menurut al-Hafidz al-Muhaddits Imam Suyuthi, As-Sawad Al-A’zhom merupakan mayoritas umat Islam.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Atsqolani meminjam pernyataan Imam Ath-Thabari mengenai makna kata “jamaah” dalam hadits Bukhari yang berbunyi, “Hendaknya kalian bersama jamaah”, beliau berkata, “Jamaah adalah As-Sawad Al-A’zhom” (lihat Fathul Bari juz 13 hal. 37). Ibnu Hajar al-Atsqolani pun memaknai “Jamaah” sebagai As-Sawad Al-A’zhom.
***
Mayoritas umat ini lebih sepakati mendekati ijma’. Ini sangat menarik dalam konteks apapun. Sebab minoritas makin besar margin errornya. Dan tak perlu diperlawankan dengan “Islam itu asing dan akan kembali asing” sebagai sandaran kelompok sedikit merasa paling benar sendiri. Mayoritas atau as Sawad Al Azham adalah dalam konteks keumatan dan keislaman secara global bukan ghurub dalam pengertian ekslusif. Wallahu taala alam
Editor Notonegoro