
PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) terus melakukan peningkatan wawasan global bagi siswa-siswinya dengan cara memberikan tugas untuk melakukan presentasi menggunakan bahasa Inggris mengenai “Indonesia Cultural Diversity”. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang Demokrasi lantai 2 pada Kamis (6/2/2025).
Guest teacher dari Selandia Baru, James Tanuma, turut menyaksikan dan mendengarkan presentasi enam siswa.
Dalam presentasi tersebut, para siswa menjelaskan berbagai aspek budaya Indonesia, dimulai dari tata letak peta Indonesia yang mencakup kepulauan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, dan Papua. Selain itu, mereka juga menunjukkan beragam budaya dan adat khas dari berbagai daerah di Indonesia.
Presentasi yang dilakukan dalam bahasa Inggris ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan siswa. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun dan meningkatkan rasa percaya diri setiap siswa.
Keenam siswa yang melakukan presentasi antara lain Rasya Gavin Santoso (kelas XI-1), Puti Khalila Reihana (kelas XI-1), Abir Abisali Abrisam (kelas XI-2), Farah Bilqis Al Maghfira (kelas XI-3), Narendra Ihsan Faraz (kelas XI-6), dan Tsabita Khalisha Kusuma (kelas XI-7).
Guru Bahasa Inggris Smamita, Tri Wahyuningsih SPd yang juga mendampingi siswa, menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat positif karena para siswa sangat antusias dengan kehadiran guest teacher.
Tri Wahyuningsih juga mengatakan bahwa James Tanuma memang memiliki banyak metode menarik dalam mengajar, sehingga para siswa merasa senang belajar bersamanya.
“Tentunya, kami berharap semua siswa berani berbicara menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, mereka juga dapat mengembangkan serta mengekspresikan kemampuan mereka, sekaligus berinteraksi secara langsung dengan guest teacher,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, “Dengan begitu, siswa dapat membiasakan diri mendengar aksen asli dari native speaker serta berlatih berdiskusi dan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dalam kegiatan sehari-hari. Terutama dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, hal ini dapat menjadi stimulus atau umpan balik agar mereka lebih berani berekspresi dan menggali kemampuan mereka.”
Salah satu siswa Smamita kelas XI-1, Puti Khalila Reihana, merasa senang mendapat kesempatan untuk presentasi dan berinteraksi dengan James Tanuma.
“Saya merasa senang dengan kehadiran James Tanuma di Smamita selama lebih dari satu bulan. Saya bisa berdiskusi tentang pendidikan, kehidupan, dan budaya di Selandia Baru,” ungkapnya.
Selain itu, Khalila juga mengaku senang dan bangga karena mendapat kesempatan untuk presentasi serta memperkenalkan budaya Indonesia kepada James Tanuma.
“Sempat merasa grogi di awal karena ini kali pertama saya memperkenalkan budaya Indonesia kepada James Tanuma. Namun, saya sangat senang karena saya bisa berbicara langsung dan berdiskusi tentang banyak hal,” katanya.
Baginya, James Tanuma adalah guru yang sangat antusias. Ia selalu mengemas pembelajaran dengan cara menarik, seperti bermain game serta menerapkan interaksi dan diskusi dua arah. Hal ini membuat Khalila dan teman-temannya dapat melatih kemampuan berbahasa Inggris dengan lebih baik.
“Saya sangat tertarik dengan negara-negara yang menggunakan aksen British karena dapat membantu saya meningkatkan aksen tersebut. Biasanya, saya hanya mendengar orang berbicara dengan aksen British melalui media sosial. Namun, sekarang saya bisa melihat, mendengarkan, bahkan berinteraksi langsung dengan James,” sambungnya.
Ia berharap Smamita terus menghadirkan guru tamu dari berbagai negara.
“Saya juga berharap penggunaan bahasa Inggris saya dan teman-teman di Smamita semakin lancar. Selain itu, kehadiran guru tamu dari luar negeri ini tentu akan menambah wawasan kami tentang berbagai negara,” harapnya.
Senada dengan itu, Abir Abisali Abrisam, siswa kelas XI-2, juga baru pertama kali melakukan presentasi di depan guest teacher.
“Ini merupakan pengalaman pertama saya memperkenalkan budaya Indonesia kepada guest teacher yang diundang oleh Smamita. Saya tentu merasa senang bisa memperkenalkan sebagian kecil dari kekayaan budaya Indonesia. James juga merespons dan menanggapi apa yang kami sampaikan,” tuturnya.
Selain itu, Abir juga menyampaikan bahwa kehadiran guest teacher di Smamita ini sangat penting, karena merupakan cara efektif untuk belajar bahasa Inggris.
“Selain itu, kehadiran native speaker di Smamita menjadi wadah pembelajaran yang bisa dimanfaatkan oleh semua siswa. Tentunya, kita harus memiliki rasa percaya diri dan berani mencoba berbicara,” pungkasnya. (*)
Penulis Nashiiruddin Editor Ni’matul Faizah