
Foto bersama fasilitator TMA pada acara evaluasi dan tindak lanjut TMA PD Aisyiyah Kota Probolinggo, Sabtu(8/2/2025). (Prety Shinta/PWMU.CO).
PWMU.CO – Majelis Tabligh dan Ketarjihan menggelar pertemuan fasilitator dan guru Tarbiyatul Mar’ah Aisyiyah (TMA) pada Sabtu (8/2/2025). Agenda tersebut berlangsung di Gedung Nyai Walidah sekretariat Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Probolinggo.
Tarbiyatul Mar’ah Aisyiyah merupakan program pendidikan bagi para perempuan Aisyiyah dengan pembelajaran yang berkesinambungan.
Sebuah program untuk meningkatan kesadaran perempuan akan tugasnya sebagai putri, istri, dan pemimpin di masyarakat melalui pengembangan dan pemberdayaan diri dalam berbagai segi kehidupan.
Fokus PDA Kota Probolinggo
Koordinator Bidang Majelis Tabligh dan Ketarjihan Indah Nurhidayati SPd menjelaskan perihal program tersebut.
Menurutnya, program TMA ini menjadi anjuran Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur adalah TMA kelas ula, wustha dan aulya. “Saat ini Kota Probolinggo fokus untuk melaksanakan kelas ula (putri)”tegasnya.
Obyek dakwah siswa pada perguruan Muhammadiyah yaitu SD Muhammadiyah Plus, MI Muhammadiyah 1, MI Muhammadiyah 2, SMP Muhammadiyah 1, SMK Muhammadiyah 1 dan SMK Muhammdiyah 2.
Acara ini terhadiri oleh jajaran Pimpinan Daerah Aisyiyah, Pimpinan Cabang Aisyiyah, Kepala Sekolah Amal Usaha Aisyiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah. Kemudian dengan titik poin pada evaluasi dan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang telah berlangsung Desember 2024 lalu.
Seremonial acara berawal dengan pembacaan ayat suci Al Quran surat Lukman 1-9 yang terlantun oleh Umi Kulsum SPd, dan berlanjut dengan beberapa sambutan.
Wakil Ketua PDA Kota Probolinggo Noor Hidayah SH mengawali sambutan. Ia mengucapkan terima kasih kepada ibu guru dari Amal Usaha Aisyiyah yang telah dengan ikhlas menjadi fasilitator TMA.
“Terima kasih tak terhingga kepada Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDM Kota Probolinggo yang telah mengizinkan siswa-siswanya untuk mengikuti program TMA” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa acara ini untuk mengukur sejauh mana program TMA telah terlaksana dan mengevaluasi untuk mencari solusi terbaik bagi kegiatan selanjutnya.
Tarbiyatul Mar’ah, Bukan Tarbiyatul Marah
Sesi sharing fasilitator TMA dan respon Kepala Sekolah Amal Usaha berlangsung gayeng. Masing-masing lembaga memaparkan perkembangan TMA yang telah berjalan tiga bulan.
Kepala SMK Muhammadiyah 1 Ahmad Qori’ Ulul Albab mengurai bahwa program TMA telah dilakukan di sekolahnya. Program ini sesuai dengan pembelajaran agama.
“Program keputrian ini sangat membantu untuk mendidik anak-anak perempuan. Di saat anak lelaki shalat Jumat, maka anak perempuan mendapatkan materi dari Majelis Tabligh dan Ketarjihan Kota Probolinggo,”jelasnya berterima kasih.
“Kami juga memiliki program keagamaan yang unik yaitu Tumis (Tausiah Kamis). Semua siswa SMK Muhammadiyah 1 mendapatkan kesempatan untuk tausiyah di depan teman-temannya. Untuk melatih keberanian berdakwah,”paparnya bangga.
Dia menyarankan agar PDA Kota Probolinggo juga memperhatikan strategi dakwah bagi remaja masa kini. Remaja yang hidup pada era digital. Pendekatan yang digunakan menyesuaikan kondisi anak-anak dengan menyenangkan dan menggembirakan.
“Tugas guru mengingatkan dengan lembut, agar tarbiyatul mar’ah ini tidak menjadi tarbiyatul marah disebabkan salah strategi dalam berdakwah,”imbuhnya disambut tawa hadirin.
“Terima kasih kepada para fasilitator, silakan pilih materi yang tepat untuk menjalani kegiatan Ramadhan di lembaga masing-masing sesuai dengan kondisi sekolah” tutup Indah Nurhidayati.
Penulis Izza El Mila, Editor Danar Trivasya Fikri