
Dokumentasi sosialisasi Biodegester dan Biopori Mahasiswa KKN UMG bersama warga Tiremenggal dan Kaliagung, Minggu (9/2/2025). (KKN UMG KEL 07/PWMU.CO).
PWMU.CO – Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Gresik membuktikan bahwa limbah rumah tangga bukanlah sekadar sampah, melainkan sumber energi dan pupuk bernilai tinggi.
Hal tersebut tercermin melalui sosialisasi Biodigester dan Biopori di Desa Tiremenggal, Dukun, Kabupaten Gresik pada Minggu (9/2/2025).
Kegiatan ini berlangsung sebagai solusi cerdas dalam mengelola sisa sayuran dan buah-buahan menjadi pupuk cair yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
Sudut Pandang Berbeda dari Sampah
Lebih lanjut, agenda ini mendapat sambutan hangat oleh warga desa, yang selama ini menghadapi permasalahan limbah organik yang menumpuk tanpa pengolahan yang tepat.
Dengan adanya sosialisasi ini, warga berkesempatan melihat sampah dari sudut pandang berbeda—bukan sebagai sesuatu yang harus mereka buang. Melainkan sebagai sumber daya berharga yang bisa dimanfaatkan kembali.
Mahasiswa KKN memperkenalkan Biodigester, alat sederhana yang terancang untuk menguraikan bahan organik. Misalnya limbah dapur, kotoran ternak, dan sisa tanaman, melalui proses biologis yang disebut fermentasi anaerobik.
Proses ini terjadi tanpa adanya oksigen, di mana mikroorganisme bekerja untuk memecah material organik menjadi dua produk utama: biogas dan pupuk cair.
Biodigester tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga mengubahnya menjadi sumber daya yang bermanfaat.
Sementara itu, Biopori diperkenalkan sebagai solusi untuk mengatasi genangan air dan meningkatkan kesuburan tanah yang akan membantu menyerap air hujan lebih cepat. Selain itu, sekaligus mengurangi risiko banjir, serta mengubah sampah organik menjadi kompos alami.
M. Zidan zakhroni, memberikan apresiasi besar terhadap kegiatan ini. “Program ini luar biasa! Warga tidak hanya belajar mengurangi sampah, tetapi juga mendapatkan manfaat langsung berupa. pupuk” ujar Zidan.
“Ini adalah langkah maju menuju desa yang lebih mandiri dan ramah lingkungan” tambahnya penuh semangat.
Sementara itu, Ahmad Dedy Agus Cahyono, menjelaskan bahwa edukasi ini bertujuan untuk membangun kebiasaan baru di masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga.
“Kami ingin mengubah cara pandang masyarakat. Sampah bukan musuh, melainkan peluang! Dengan Biodigester dan Biopori, kita bisa mengolah limbah menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai ekonomis” ujarnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Gresik berharap Desa Tirem bisa menjadi contoh desa mandiri dalam pengelolaan limbah organik.
Sehingga tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakatnya. Dari sampah menjadi berkah, begitulah langkah nyata yang sedang terwujudkan di Desa Tirem.
Penulis Ayu Lisdiyana Ningrum, Editor Danar Trivasya Fikri