
PWMU.CO – Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Kelompok 16 mengadakan Sosialisasi Program Unggulan mereka yaitu Optimalisasi dan Inovasi Pemasaran Produk Hasil Panen Desa.
Target di tujukan ke petani tambak dan ibu-ibu PKK, yaitu tentang pengolahan ikan bandeng yang dijadikan produk jadi bernilai tinggi yaitu kerupuk di Kantor Balai Desa Mojopetung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik.
Bukan hanya sosialisasi tentang pengolahan ikan bandeng menjadi kerupuk. Mahasiswa KKN Kelompok 16, juga melakukan sosialisasi tentang sertifikat halal melalui media online. Menjelaskan tentang Langkah-langkah dari awal hingga sertifikat halal tersebut jadi. Sabtu (8/2/25)
Sosialisasi ini berlangsung seru dan penuh semangat karena antusias warga Desa Mojopetung yang sangat tinggi, terutama ibu-ibu PKK. Sosialisasi dimulai pada pukul 13.00 WIB yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK, yang bertepatan dengan rutinan ibu-ibu PKK. Seluruh anggota ibu-ibu PKK setiap RT semuanya membaur menjadi satu di Balai Desa Mojopetung.
Sosialisasi ini merupakan bentuk dari inovasi Mahasiswa yang melihat warga sekitar desa Mojopetung sebagai petani tambak saat panen langsung menjual hasil panennnya tanpa diolah kembali dengan harga murah dan tidak mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
“Kami meriset hasil panen petani tambak di Desa Mojopetung masih menjual hasil panen terkhusus ikan bandeng secara langsung dengan kondisi mentah tanpa diolah. Oleh sebab itu kami berinisiatif memberikan sosialisasi kepada masyarakat desa Mojopetung untuk membuat sebuah produk dari bahan utama ikan bandeng yaitu kerupuk, yang mana nilai ekonomisnya bisa lebih tinggi,” ungkap Suryo, ketua kelompok KKN.
Proses pembuatannya juga cukup mudah, yaitu dengan menyiapkan ikan bandeng, bawang putih 50 gram, tepung tapioka 500 gram, tepung terigu 100 gram, air mendidih secukupnya dimasukkan perlahan ke adonan, 1 bungkus masako, 1 sdt ladaku bubuk, 4 sdt garam.
Kemudian pisahkan daging ikan bandeng dengan duri. Kemudian campur semua bahan-bahan tersebut dengan ditambahkan air mendidih secukupnya dan diaduk sampai semua bahan tercampur rata. Kemudian adonan tersebut di cetak berbentuk lonjong. Lalu kukus adonan yang sudah di cetak selama 30-45 menit.
Setelah adonan sudah di kukus, lalu di potong berbentuk lingkaran. Kemudian potongan tersebut dijemur dibawah sinar matahari sampai kering. Setelah kering kerupuk bisa langsung di goreng di minyak yang setengah mendidih.
“Untuk pengemasan kita menggunakan model standing pouch dengan berat 200 gram dan dijual harga Rp 7.000,- /bungkus. Harga tersebut sudah cukup terjangkau dikalangan masyarakat,” ucap Latina salah satu anggota KKN.
“Dengan adanya sosialisasi ini, kita selaku mahasiswa KKN kelompok 16 Universitas Muhammadiyah Gresik bisa menyalurkan inovasi kita tentang mengolah bahan mentah menjadi produk jadi bernilai tinggi dan harapan kita bisa membantu pengembangan hasil panen petani tambak yang ada di Desa Mojopetung,” ungkap Suryo, ketua KKN UMG kelompok 16.
Penulis Bambang Suryo Prabowo Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun