
PWMU.CO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) sukses menggelar program kerja bertajuk “Optimalisasi Potensi Desa” dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, Rabu (12/2/2025).
Acara yang berlangsung di Balai Desa Sungaiteluk, Bawean ini mencakup demonstrasi pembuatan abon tongkol, sosialisasi e-commerce, sertifikasi halal dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), serta launching blog desa sebagai media promosi potensi lokal.
Meskipun sempat diguyur hujan sebelum acara dimulai, antusiasme warga tetap tinggi. Para ibu dari PKK dan Fatayat turut serta dalam kegiatan ini, bersama masyarakat desa yang antusias mengikuti setiap sesi yang telah disusun.
Kehadiran mereka semakin menyemarakkan acara, mencerminkan dukungan penuh terhadap inovasi yang diusung oleh mahasiswa KKN UMG. Selain itu, perangkat desa juga menunjukkan komitmen dalam mengembangkan potensi desa dengan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Selain itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) juga turut mendukung program kerja utama ini.
Program ini juga merupakan hasil kolaborasi dari beberapa program studi, yaitu Akuakultur, Manajemen, dan Teknik Informatika, sehingga menciptakan pendekatan yang lebih holistik dalam pengembangan desa.
Demonstrasi pembuatan abon tongkol menjadi daya tarik tersendiri. Warga desa mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana mengolah hasil tangkapan laut menjadi produk bernilai jual tinggi. Pulau Bawean yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan menjadikan ikan sebagai hasil utama. Oleh karena itu, ikan tongkol khususnya, sangat cocok dijadikan produk unggulan, karena ketersediaannya melimpah dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Selama ini, ikan tongkol di Bawean umumnya diolah menjadi bonggolan, bakso, dan pempek. Dengan inovasi ini, pengolahan ikan tongkol menjadi abon menghadirkan varian baru yang membuka peluang ekonomi lebih luas bagi masyarakat setempat.
Sebelum proses pembuatan abon tongkol dimulai, mahasiswa dari Prodi Akuakultur memberikan penjelasan mengenai perbedaan ikan tongkol merah dan putih, serta perbedaan metode penangkapan menggunakan pancing dan jaring. Selain itu, warga juga diberikan wawasan tentang manfaat ikan tongkol yang kaya akan protein dan baik untuk kesehatan. Dengan pemahaman ini, warga dapat lebih mengenali bahan baku yang mereka gunakan dalam produksi abon tongkol.
DPL Kelompok 48, Purwanto, ST MT berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Harapannya, melalui agenda KKN ini, kami dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Meskipun dampaknya mungkin kecil dan berlangsung sesaat, jika dirawat dan dijaga dengan baik serta amanah, manfaatnya dapat terus berlanjut,” ujarnya.
Sementara itu, KKN Kelompok 48 berharap kegiatan ini dapat mendorong masyarakat untuk semakin mandiri dalam mengembangkan potensi desa. Keberlanjutan program ini menjadi harapan besar, agar manfaat yang diberikan tidak hanya berhenti saat KKN berlangsung, tetapi dapat terus berlanjut demi kesejahteraan masyarakat Desa Sungaiteluk.
Setelah mendapatkan materi, warga langsung diajak mengikuti demonstrasi pembuatan abon tongkol. Mereka diberikan kesempatan untuk mencoba secara langsung proses pengolahan, mulai dari pencampuran bumbu hingga tahap pengeringan.
Antusiasme warga terlihat tinggi saat mereka mencoba langsung teknik pengolahan yang diajarkan oleh mahasiswa. Beberapa warga yang berani maju ke depan untuk mempraktikkan pembuatan abon secara langsung mendapatkan reward sebagai bentuk apresiasi. Hal ini semakin meningkatkan semangat mereka dalam mengikuti kegiatan, karena merasa dihargai dan termotivasi untuk mengembangkan produk abon tongkol secara lebih serius di masa depan.
Dengan teknik yang mudah diterapkan, diharapkan abon tongkol dapat menjadi salah satu produk unggulan desa.
“Produk abon tongkol ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan meskipun program KKN telah usai. Saya berharap produksi abon tongkol dapat terus berlanjut dan menjangkau pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan teknologi digital e-commerce sebagai sarana pemasaran utama,” tutur Ketua Pelaksanaan, Adellia Monica.
Setelah itu, mahasiswa KKN memberikan pemahaman kepada warga melalui sesi sosialisasi e-commerce. Warga diajarkan cara memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk lokal, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan peluang ekonomi.
Selain itu, mahasiswa KKN juga menjelaskan pentingnya sertifikasi halal dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bagi produk lokal. Informasi ini sangat penting agar produk yang dihasilkan memiliki daya saing lebih tinggi dan dapat dipasarkan secara resmi dengan jangkauan yang lebih luas.