
Kegiatan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) 1 oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM Jatim, Jumat (14/2/2025). (Samsul Arifin/PWMU.CO).
PWMU.CO – Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) 1 oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM Jawa Timur telah berakhir.
Kegiatan ini tertutup dengan rangkaian kunjungan lapangan ke Edupark Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (14/2/2025).
Lebih lanjut, kegiatan SEKAM 1 ini mengusung tema “Berdaya Bersama Menuju Masyarakat Berkemajuan”.
Menyerap Ilmu dari Model Pemberdayaan
Kunjungan ini memberikan pengalaman langsung kepada peserta dalam pemberdayaan berbasis sumber daya alam dan ketahanan pangan. Sekaligus, memperkuat sinergi kader dalam menggerakkan perubahan di masyarakat. Berikut sejumla model pemberdayaan dalam SEKAM 1 ini:
- Perikanan: Efisiensi Produksi dengan Teknologi Bioflok
Peserta diperkenalkan dengan teknologi bioflok, sistem budidaya ikan yang meningkatkan efisiensi pakan dan hasil produksi dengan penggunaan lahan yang lebih kecil. Teknologi ini diharapkan dapat diadaptasi di berbagai daerah untuk mendorong ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
- Peternakan: Ekonomi Sirkular untuk Keberlanjutan
Di sektor peternakan, peserta melihat pengelolaan sapi, kambing, dan unggas berbasis peternakan berkelanjutan, dengan manajemen pakan, kesehatan hewan, dan pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik. Model ini mendukung ekonomi sirkular, memaksimalkan sumber daya untuk keseimbangan ekosistem dan ekonomi.
- Pertanian dan Perkebunan: Optimalisasi Lahan untuk Pangan Berdaya
Peserta mempelajari sistem pertanian terpadu, mengombinasikan berbagai tanaman untuk meningkatkan produktivitas. Mereka juga diperkenalkan dengan penggunaan pupuk organik dan pendekatan agroekologi, yang menjaga kesuburan tanah dan keberlanjutan lingkungan.
MPM Jatim: Bergerak Lebih Semarak di Tingkat PDM
Ketua MPM PWM Jatim, Lutfi J. Kurniawan, mengapresiasi seluruh peserta dan panitia yang berkhidmat dalam menyukseskan SEKAM 1.
Ia menegaskan bahwa tindak lanjut dari kegiatan ini ibarat pesawat yang membuat turbulensi—membutuhkan energi besar untuk bergerak, tetapi ketika sudah stabil, akan melesat menuju tujuan yang lebih besar.
“Menjadi kader bukanlah hal yang mudah. Pertemuan ini menjadi momentum penyatuan gerakan, bukan sekadar pelatihan, tetapi langkah awal untuk menyelenggarakan program konkret dan mengatasi berbagai permasalahan di masyarakat” tegasnya.
Di samping itu, Lutfi juga menekankan pentingnya koordinasi dan aksi nyata di tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM).
“MPM Jatim periode kedua ini membutuhkan kerja sama dan dukungan dari seluruh teman-teman. Segera lakukan koordinasi, laporkan hasil kegiatan, dan lanjutkan dengan program di tingkat PDM” ujarnya.
Dengan berakhirnya SEKAM 1, harapannya kader segera bergerak dengan program nyata di daerah masing-masing. Semangat “Berdaya Bersama Menuju Masyarakat Berkemajuan” bukan hanya slogan, tetapi perlu perwujudan dalam aksi nyata untuk kesejahteraan umat.
Penulis Samsul Arifin, Editor Danar Trivasya Fikri