
PWMU.CO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) mengadakan demonstrasi dan sosialisasi pembuatan sirup jeruk nipis di Desa Bolo, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik, Selasa (11/2/2025).
Kegiatan ini melibatkan kelompok ibu-ibu SPS Melati Putih serta wali murid dalam pemberian wawasan mengenai pengolahan jeruk nipis menjadi produk bernilai jual tinggi.
Acara ini menarik perhatian warga, terutama para ibu rumah tangga yang selama ini hanya menjual jeruk nipis tanpa mengolahnya. Dalam kesempatan ini, mahasiswa KKN memberikan demonstrasi langsung tentang cara membuat sirup jeruk nipis, mulai dari pemilihan bahan, proses ekstraksi sari jeruk, hingga pencampuran dengan gula dan pengemasan.
Salah satu wali murid yang hadir, Nanik mengungkapkan bahwa selama ini jeruk nipis yang sudah berwarna kuning biasanya langsung dijual tanpa diolah, sementara jeruk nipis yang masih hijau dijual ke juragan dengan harga murah.
“Biasanya, jeruk nipis kuning langsung kami jual, apalagi jika harganya sedang murah. Sedangkan yang masih hijau, kami setor ke juragan tanpa melalui proses pengolahan,” ujarnya.
Melihat kenyataan tersebut, mahasiswa KKN berharap sosialisasi ini dapat memberikan alternatif bagi warga dalam memanfaatkan hasil panen jeruk nipis. Dengan mengolahnya menjadi sirup, nilai jualnya bisa meningkat, sehingga memberikan keuntungan lebih bagi para petani dan pedagang kecil.
Para ibu-ibu dari SPS Melati Putih pun antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka berharap dapat mencoba memproduksi sirup jeruk nipis sendiri dan memasarkannya secara lokal.
“Kalau sudah tahu caranya, nanti bisa dicoba untuk usaha kecil-kecilan. Siapa tahu bisa menambah pemasukan keluarga,” kata salah satu anggota SPS Melati Putih, Nurus Sholichah.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Bolo semakin menyadari potensi pengolahan hasil pertanian sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Para peserta pelatihan berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut dengan inovasi-inovasi lain yang mendukung pemanfaatan hasil pertanian secara lebih optimal. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya bergantung pada penjualan bahan mentah, tetapi juga mampu mengolahnya menjadi produk bernilai jual tinggi. (*)
Penulis Adinda Rasita Dewi Editor Ni’matul Faizah