
Pemateri Pelatihan Biosaka MPM PDM Bojonegoro, Muhammad Ansar, saat melakukan praktek langsung, Selasa (18/02/2025). (Samsul Arifin/PWMU.CO).
PWMU.CO – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PDM Bojonegoro mengadakan Pelatihan Biosaka & ‘N Level 1’. Agenda ini terselenggara untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam menerapkan teknologi pertanian berkelanjutan.
Lebih lanjut, acara ini berlangsung pada Selasa (18/2/2025) di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Tengku Umar No. 48, Bojonegoro, mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai.
Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro Drs H Suwito MSi, mengimbau para peserta untuk memanfaatkan pelatihan ini sebaik mungkin agar mendapatkan hasil maksimal.
Di samping itu, ia juga menekankan pentingnya menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan zaman, seraya mengutip nasihat Sayidina Ali.
“Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya” terangnya. Menurutnya, prinsip ini tidak hanya berlaku dalam pendidikan keluarga, tetapi juga dalam pertanian, yang terus berkembang dan membutuhkan inovasi baru.
Biosaka: Teknologi Hayati untuk Pertanian Berkelanjutan
Pelatihan ini menghadirkan Muhammad Ansar, inovator Biosaka, sebagai pemateri utama. Para peserta mendapatkan wawasan mendalam mengenai elisitor Biosaka dan ‘N Level 1’, termasuk pemahaman tentang pupuk dan hama.
Mereka juga memperoleh panduan pembuatan Biosaka sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) serta aplikasi ‘N Level 1’ untuk pembuatan pupuk cair dan padat.
Dalam sesi materinya, Muhammad Ansar menekankan bahwa konsep Biosaka selaras dengan nilai-nilai Islam. Termasuk yang termaktub dalam Al-Baqarah ayat 265:
“Dan perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti kebun yang terletak di tanah yang subur, yang diguyur hujan lebat sehingga menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 265).
Ia menjelaskan bahwa ayat ini menggambarkan kesuburan tanah dan keberkahan hasil pertanian sebagai anugerah Allah.
Dengan penerapan Biosaka dan teknologi hayati lainnya, harapannya para petani dapat meningkatkan kesuburan tanah secara alami, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan memperoleh hasil yang lebih baik.
Jamaah Tani Muhammadiyah: Bertani Bahagia, Petani Sejahtera
Ketua MPM, Moch. Choirul Anam MAP menegaskan esensi dari pelatihan ini. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari komitmen mereka untuk mewujudkan “Jatam Bojonegoro: Bertani dengan Bahagia, Petani Sejahtera”.
Hal senada juga tersampaikan oleh Abd Qadir, Sekretaris MPM, yang mengingatkan bahwa bertani adalah kegiatan yang mulia. “Bertani tidak hanya menghasilkan pangan, tetapi juga menjadi bagian dari usaha untuk menyehatkan pangan nasional” ujarnya.
Semangat Jamaah Tani Muhammadiyah menekankan bahwa pengembangan pertanian harus berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an. Pelatihan ini menjadi salah satu bentuk implementasi dari konsep pertanian yang berkah, sehat, dan lestari.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif oleh para petani dan praktisi pertanian yang ingin mendalami inovasi pertanian ramah lingkungan.
Dengan adanya kegiatan ini, harapannya dapat terbentuk sistem pertanian yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
MPM PDM Bojonegoro berharap bahwa pelatihan ini akan memberikan manfaat nyata bagi para peserta dan menjadi langkah awal dalam pengembangan pertanian berbasis teknologi hayati di Bojonegoro dan sekitarnya.
Penulis Samsul Arifin, Editor Danar Trivasya Fikri