
PWMU.CO – Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menggelar Silaturrahim Wilayah (Silatwil) dan Festival Komunitas Muhammadiyah (Fastamu) PWM Jatim, Sabtu (22/2/2025).
Kegiatan berlangsung di Aula KH Mas Mansur PWM Jatim di Kertomenanggal Surabaya. Peserta adalah 180 pengurus LDK dan Lazizmu se-Jawa Timur.
Acara dibuka Wakil ketua PWM Jatim, Dr H M Sholihin SAg MPSDM. Kegiatan juga dihadiri Ketua LDK PP Muhammadiyah Muchammad Arifin MAg, Kepala Dinas Sosial Jawa Timur Dra Restu Novi Widiani MM, dan Ketua Lazismu Jatim Imam Hambali MEI.
Ketua LDK PWM Jatim, Ahmad Tolhah MAg menyampaikan LDK Muhammadiyah se-Jatim harus semangat menjalankan amanah. Setelah ini tidak ada LDK hanya SK. Tapi LDK seluruh Jatim sudah action dengan program yang direncanakan.
“Oleh karena itulah bapak dan ibu semuanya, kami berharap seluruh LDK PDM se-Jawa Timur, 2025 tidak ada satupun yang tidak melaksanakan amanah ini. Harus ada binaan yang lebih banyak,” katanya.
Menurutnya, kalau tahun kemarin binaan Komunitas di LDK hanya minimal ada muallaf dan kegiatan komunitas, maka tahun ini kalau bisa menjangkau komunitas yang lain.
“Bapak Ibu yang kami hormati, kita melaksanakan silaturahim dan Fastamu ini dalam rangka agar kita semakin ada, kita kita harus semangat dan semakin saling mengisi,” katanya.
Ustadz Tholhah juga mengucapkan selamat kepada para pemenang lomba video kegiatan LDK kabupaten kota Yang terbaik terunik dan terinspiratif. “Hadiahnya semoga panjenengan berkenan sebagai apresiasi bahwa Kita betul-betul sudah melaksanakan kegiatan,” ucapnya.
Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muchammad Arifin mengatakan dakwah LDK harus memperhatikan peta. Sebab peta itu penting apalagi terjun ke suku-suku yang sama sekali tidak mengenal agama. Katanya, kalau kita mengusik kepercayaan suku itu kita akan jadi masalah.
“Kita harus memperhatikan etika. Ketika masuk ke dalam komunitas, tujuan utama kita bukan sekadar menghidupkan muallaf, tetapi juga memberdayakan mereka. Dalam berdakwah, kami selalu membawa sesuatu sebagai tanda kebaikan, karena tidak mungkin berdakwah dengan tangan kosong,” kata Arifin.
“Resep keberhasilan kami adalah tidak memaksakan agama kepada siapa pun. Kami hanya menyampaikan kebaikan Islam melalui bingkisan dan dakwah yang penuh kebahagiaan. Soal hidayah, itu adalah urusan Allah. Yang terpenting, dakwah harus dilakukan dengan cara yang menggembirakan,” tuturnya.(*)
Penulis Mulyanto Editor Wildan Nanda Rahmatullah