
PWMU.CO – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 9 Jojoran Surabaya berusaha menjadi lembaga pendidikan yang berbasis akhlak.
Pembentukan karakter yang dilakukan sekolah melalui pembinaan mental dengan mendatangkan narasumber dari pihak luar adalah salah satu ikhtiarnya.
Melihat dinamika dan gejala kenakalan remaja akhir-akhir ini yang memprihatinkan membuat sekolah sadar para siswanya harus mendapatkan bekal yang cukup agar terhindar dari gejala yang mengarah munculnya degradasi moral.
Menurut Joris Lato, dari Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, gejala kenakalan hampir menyeluruh dialami kota-kota di Indonesia.
Karena itu, kata Joris, kehadiran Tim DP5A, sebagai upaya tindakan preventif kepada remaja, agar perilakunya tidak menyimpang.
“Kami ingin perilaku semua pelajar aware (sadar) terhadap dirinya, tidak terpengaruh dengan hal-hal negatif: penyalahgunaan narkotika, seks bebas, dan penggunaan sosial media yang menyimpang. Yang jelas kami ingin semuanya sesuai norma dan etika di masyarakat,” kata Joris Lato, yang juga pegiat sosial Yayasan Embun Surabaya ini, di halaman sekolah SMP Muhammadiyah 9 Surabaya, Kamis (9/11/17) pagi
“Kenakalan remaja sebagai suatu gejala patologis yang dilakukan oleh remaja akibat dari pengabaian sosial, sehingga mereka akan mengembangkan suatu bentuk perilaku yang menyimpang. Dan ini harus dicegah,” tambah Joris.
Masih menurutnya, sekolah, keluarga, dan semua stake holder masyarakat harus menjadi teladan. “Dengan memberikan teladan, kemungkinan anak-anak akan meniru kita,” jelas Joris.
Sementara itu, menurut Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 9 Imam Sapari SHI MPdI, sekolah yang dipimpinnya sudah menjadi Sekolah Akhlak, yaitu menerapkan kurikulum berbasis akhlak.
“Pendidikan agama, akhlak, menjadi pondasi utama, agar pelajar tidak menyimpang. Melalui pendidikan agama, mereka disadarkan. Bahwa, tatkala berperilaku tidak baik akan mendapatkan dosa dari Tuhan.
Kalau ini didoktrinasikan kepada remaja secara cepat, anak-anak kita akan mengalami perubahan,” jelasnya.
Dalam menerapkan Sekolah Akhlak ini pihak sekolah juga bersinegi dengan wali murid agar terkontrol dengan baik untuk memantaunya sekolah membuat buku monitoring yang menjadi penghubung antara guru atau sekolah, siswa dan orang tua. (ferry/hum9/mat)
Discussion about this post